Assistant Manager of DDTC Consulting Yurike Yuki saat menjadi pembicara dalam Tax Festival Internasional Seminar, Sabtu (16/11/2024).
BANDUNG, DDTCNews – Himpunan Mahasiswa Akuntansi Perpajakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Padjadjaran (Unpad) menggelar Tax Festival International Seminar pada hari ini, Sabtu (16/11/2024).
Acara yang digelar di RSG Rektorat Gedung 2 Lt. 4 Unpad, Dipati Ukur, Bandung ini bertajuk The Role of Tax Treaties on Global Business: Reforming Global Tax Rules to Combat Digital-Era Tax Avoidance. Publik juga bisa menyaksikan live streaming melalui Youtube @TaxCenterUNPAD.
Assistant Manager of DDTC Consulting Yurike Yuki menjadi salah satu pembicara. Mengawali sesinya, Yurike mengatakan sebagai pengantar aspek internasional atas pajak penghasilan, publik dapat membacanya dalam buku Konsep Dasar Pajak: Berdasarkan Perspektif Internasional.
Salah satu aspek yang diulas Yurike dalam sesinya bertajuk The Impact of Global Tax Reforms on Indonesian Business and Economic Growth adalah prospek insentif pajak di Indonesia. Terlebih, Indonesia telah berkomitmen untuk menerapkan pajak minimum global (Pilar 2).
“Apalagi, Indonesia sedang dalam proses untuk menjadi anggota OECD. Salah satu syaratnya tentu mengikuti standar OECD, termasuk menyangkut penerapan pajak minimum global ini,” ujarnya.
Sejatinya, Pilar 2 bersifat common approach sehingga tidak wajib diimplementasikan. Namun, ketika negara yang tidak menerapkan berinteraksi dengan negara lain yang sudah mengadopsi Pilar 2, ketentuan tetap berlaku. Dengan demikian, setuju atau tidak, setiap negara akan terdampak.
Dalam situasi ini, pemerintah Indonesia mempunyai pekerjaan rumah untuk meredesain arsitektur insentif pajak, salah satunya tax holiday. Selama ini, insentif pajak menjadi salah satu kebijakan yang digunakan untuk menarik investasi ataupun menstimulus pertumbuhan ekonomi.
Pada perkembangan terbaru, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 69/2024 yang memperpanjang masa berlaku tax holiday PMK 130/2020 selama setahun.
PMK 130/2020 s.t.d.d PMK 69/2024 juga sudah memuat aturan untuk wajib pajak yang telah memperoleh tax holiday dan termasuk ke dalam lingkup wajib pajak tertentu dalam ketentuan pengenaan pajak minimum global terhadap grup perusahaan multinasional di Indonesia.
Wajib pajak dimaksud dikenai pajak tambahan minimum domestik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan. Simak ‘Soal Pajak Minimum dan Tax Holiday, BKF Koordinasi dengan BKPM’.
Bagi Indonesia sebagai capital importing country, adanya insentif memang penting untuk menarik investasi. Kendati demikian, menurut Yurike, aspek yang tidak kalah penting dan lebih dibutuhkan oleh Indonesia adalah menciptakan sistem pajak yang lebih berkepastian hukum.
“Dengan apa? Membatasi diskresi, mengubah sistem pajak menjadi lebih sederhana dan mengakomodasi hak-hak wajib pajak, menciptakan sistem pengadilan pajak yang lebih berkeadilan dan imparsial, memastikan proses penyelesaian sengketa yang lebih efektif dan efisien, dan sebagainya,” imbuh Yurike.
Sebagai informasi, acara ini juga menghadirkan Professor of Tax Law and Policy at the University of Lausanne Switzerland Vikram Chand sebagai keynote speaker serta Head of Section of International Tax Agreement and Cooperation III Directorate of International Taxation Ibnu Wijaya sebagai pembicara.
Dalam kesempatan kali ini, DDTC juga membagikan buku Konsep Dasar Pajak: Berdasarkan Perspektif Internasional secara gratis kepada 10 peserta seminar yang memberikan komentar terbaik dalam berita ini. Adapun peserta yang mendaftar ada 200 orang (offline) dan 500 orang (online).
Buku ini merupakan cetakan kedua. Sebanyak 1.000 buku cetakan pertama April 2024 telah diterima banyak pihak, termasuk pemerintah, anggota DPR, pelaku usaha, karyawan swasta, konsultan pajak, akademisi, hingga mahasiswa.
Buku ini ditulis oleh Founder DDTC Darussalam dan Danny Septriadi bersama dengan Tax Expert, CEO Office DDTC Atika Ritmelina Marhani. Buku ini sangat penting sebagai bekal awal setiap orang yang ingin berkecimpung atau mendalami dunia pajak. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Seminar ini membahas isu yang sangat strategis, khususnya terkait dampak reformasi perpajakan global terhadap perekonomian Indonesia. Pemaparan dalam seminar ini menjelaskan bagaimana implementasi kebijakan perpajakan internasional, seperti Pilar 1 dan Pilar 2 OECD, berpotensi mengubah lanskap perpajakan Indonesia, baik dari sisi kepatuhan pajak perusahaan multinasional maupun dampaknya terhadap daya saing bisnis lokal. Seminar ini tidak hanya memberikan wawasan mengenai dampak reformasi pajak terhadap bisnis di Indonesia, tetapi juga memperkenalkan pentingnya perjanjian pajak dalam era digital. Seminar ini sangat penting untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi tantangan di dunia kerja dan memperkuat pemahaman mengenai perpajakan di Indonesia maupun Internasional.
As a participant in this international seminar, I am truly grateful for the opportunity to learn about global tax reform and its impact on Indonesia. The insights from speakers like Yurike Yuki and Vikram Chand were inspiring, especially regarding Indonesia's challenges with the global minimum tax (Pillar 2). This seminar has expanded my understanding of international taxation and motivated me to pursue a career in this field. Thank you to FEB Unpad, DDTC, and the speakers for this valuable experience!
The International Tax Seminar held at FEB Unpad is a refreshing breath in the Indonesian tax landscape. The event not only delves into theoretical concepts but also sheds light on current issues such as international tax treaties and efforts to combat base erosion and profit shifting (BEPS) in the digital era. By inviting speakers from DDTC Consulting, participants can interact directly with experts and gain deeper insights. Furthermore, the seminar serves as an excellent platform for networking among students, academics, and tax practitioners. It is hoped that initiatives like this can be continuously conducted to enhance the quality of human resources in the field of taxation in Indonesia.
berita dengan tema bisnis global yg berisikan aturan pajak internasional sudah tidak dipungkiri lagi akan daya tarik yang banyak. ditambah lagi adanya isu mengenai rencana product apple untuk membuat kantor cabangnya diindonesia. dengan tanggapan ka yurike yuki yang berpendapat bahwa aspek yang penting juga untuk dibahas dan di perbaiki yaitu dengan menciptakan sistem pajak yang memilliki hukum pasti dengan cara membatasi diskresi. adapun cara-cara yang dimaksud itu seperti menjadikan sistem pajak lebih mudah dan sederhana juga lebih berkeadilan. dari pendapat yang disampaikan ka yurike yuki, saya menjadi lebih berfikir kembali dan setuju atas apa yang ka yurike sampaikan.
Materi yang disampaikan memang sangat menarik untuk dibahas saat ini, urgensi penerapam pilar 1 memang sangat penting untuk segera diimplementasikan memgingat konsep BUT dalam P3B model yg ada baik OECD maupun UN yang masih menggu akan konsep significant physical presence telah usang, sedangkan transaksi digital perusahaan multinasional terus berkembang,agar potensi pajak dari transaksi digital tidak hilang begitu saja, maka konsensus global terkait pilar satu harus segera disepakati. Selain itu penerapan pilar 2 terlait global minimum tax juga menjadi hal yg sangat penting untuk meminimalisisr manipulasi transfer pricing oleh perusahaan multinasional melalui profit shifting. Melalui kedua pilar ini maka praktik tax avoidance dapat diminimalisir.
seminar internasional pajak di FEB Unpad yang sangat relevan, terutama dengan adanya inisiatif DDTC yang membagikan buku gratis. Acara seperti ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa dan profesional untuk memperdalam pemahaman tentang isu perpajakan, baik di tingkat nasional maupun global. Inisiatif DDTC juga sangat membantu dalam menyebarkan pengetahuan dan memperluas wawasan mengenai kebijakan perpajakan yang terus berkembang.
Pematerian Pajak Internasional kali ini membuka perspektif baru mengenai perkembangan isu perpajakan internasional yang sangat kompleks seperti Tax incentives yang menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia yang berkomitmen untuk menerapkan Pilar 2: Global Minimum Tax dan menjadi pekerjaan rumah untuk menciptakan desain ulang insentif pajak seperti Tax Holiday. Pemaparan dari Ibu Yurike secara sederhana menjelaskan konsep dasar dan isu perpajakan internasional sangat mudah dipahami dan dimengerti, terlebih lagi Ibu Yurike memberikan opini menarik yang dapat saya soroti yaitu aspek yang tidak kalah penting dan lebih dibutuhkan oleh Indonesia adalah menciptakan sistem pajak yang lebih berkepastian hukum. Seminar hari ini membawa banyak manfaat dan pengetahuan bagi mahasiswa perpajakan. Terima kasih kepada pemateri, khususnya Ibu Yurike dan DDTC!!
Thank you DDTC for the very insightful article, by the way I also have a research paper on the effectiveness of the implementation of pillar 2 of BEPS 2.0 in Indonesia. Behind the positive impact of the Pillar II BEPS 2.0 policy, there are implications in the form of reduced tax incentives (such as tax holidays, tax allowances, super-deduction tax) offered by countries in order to attract foreign investment. The ratification of the Global Minimum Tax (GMT) also conflicts with the provision of tax holidays that require a country to follow the rules set in the form of a global minimum rate of 15%. Therefore, the government requires alternative tax incentives to maintain a healthy and competitive investment climate. The question is, How and what are the strategies for a country to design alternative tax incentives that remain attractive to foreign investors without violating the Global Minimum Tax (GMT) rule of 15% and how can this ensure investment sustainability in the midst of global
Seminar internasional pajak ini sangat bermanfaat, terutama dalam memberikan wawasan baru tentang reformasi pajak global dan prospek insentif pajak di Indonesia. Materi yang dibahas, seperti penerapan pajak minimum global (Pilar 2) dan upaya Indonesia menuju standar OECD, sangat relevan dengan perkembangan kebijakan saat ini. Selain itu, buku yang dibagikan khusus untuk mahasiswa menambah nilai lebih, karena memberikan penjelasan yang jelas dan mendalam tentang perubahan kebijakan perpajakan, seperti tax holiday, yang penting untuk menarik investasi dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Terima kasih kepada DDTC dan Unpad atas acara yang luar biasa ini🤩
Topik yang disampaikan sangat menarik. Memang saat ini, topik kehadiran fisik dalam P3B masih salah satu isu yang paling banyak dibahas karena sangat mudah bagi perusahaan multinasional untuk melakukan penghindaran pajak melalui celah ini. Memang, saat ini konsensus global sangat penting karena tanpa adanya konsensus global apapun yang dilakukan Indonesia tidak akan efektif. Konsensus global merupakan leg spesialis dari aturan domestik sehingga jika dibenturkan aka tetap menggunakan konsensus global sebagaimana saat ini masih mengadopsi physical presence.