PMK 63/2021

Selain Sertel, Kode Otorisasi DJP Bisa Dipakai Tanda Tangan Elektronik

Muhamad Wildan | Kamis, 22 Desember 2022 | 16:30 WIB
Selain Sertel, Kode Otorisasi DJP Bisa Dipakai Tanda Tangan Elektronik

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Selain menggunakan sertifikat elektronik (sertel), wajib pajak dapat menandatangani dokumen elektronik menggunakan kode otorisasi Ditjen Pajak (DJP).

Sebagaimana diatur pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 63/2021, kode otorisasi DJP adalah alat verifikasi dan autentikasi yang digunakan wajib pajak untuk melakukan tanda tangan elektronik tidak tersertifikasi.

"Untuk memperoleh kode otorisasi DJP ..., wajib pajak harus mengajukan permohonan penerbitan kode otorisasi DJP kepada DJP," bunyi Pasal 5 ayat (1) PMK 63/2021, dikutip Kamis (22/12/2022).

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Untuk mendapatkan kode otorisasi DJP, wajib pajak perlu mengajukan permohonan dengan mengisi formulir permohonan kode otorisasi DJP, menyampaikan email dan nomor ponsel yang aktif, dan melakukan kegiatan untuk verifikasi dan autentikasi identitas yang dilakukan oleh orang pribadi dimaksud.

Berdasarkan permohonan yang disampaikan oleh wajib pajak, DJP akan melakukan penelitian atas kelengkapan data wajib pajak serta menguji verifikasi dan autentikasi atas identitas wajib pajak.

Setelah melakukan penelitian dan pengujian, DJP dapat memutuskan untuk memberikan kode otorisasi DJP atau menolak permohonan permohonan wajib pajak.

Baca Juga:
Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Perlu diketahui, sertifikat elektronik yang dikeluarkan oleh DJP berdasarkan PMK 147/2017 hanya berlaku sampai 31 Desember 2022. Dengan demikian, wajib pajak perlu segera memperoleh sertifikat elektronik atau kode otorisasi DJP berdasarkan PMK 63/2021.

Sertifikat elektronik atau kode otorisasi DJP diperlukan oleh wajib pajak untuk mengakses beragam aplikasi yang disediakan oleh DJP, salah satunya adalah menandatangani bukti potong dan SPT Masa PPh Unifikasi menggunakan aplikasi e-bupot.

Pada Pasal 14 PER-24/PJ/2021 yang mengatur tentang e-bupot, telah ditegaskan pula bahwa sertifikat elektronik pemotong/pemungut PPh yang dikeluarkan DJP berdasarkan PMK 147/2017 dapat digunakan untuk melakukan tanda tangan elektronik sampai dengan 21 Desember 2022. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Senin, 21 Oktober 2024 | 19:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Sertel Kena Suspend, Begini Cara Sampaikan Klarifikasi ke Ditjen Pajak

Senin, 21 Oktober 2024 | 14:32 WIB CORETAX SYSTEM

Urus Pemeriksaan Bukper: Coretax Bakal Hadirkan 4 Fitur Baru

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja