KP2KP BENTENG

Salah Input SPT Unifikasi, Bendaharawan Masih Bisa Ubah Bukti Potong

Redaksi DDTCNews | Jumat, 09 Desember 2022 | 12:30 WIB
Salah Input SPT Unifikasi, Bendaharawan Masih Bisa Ubah Bukti Potong

Ilustrasi.

KEPULAUAN SELAYAR, DDTCNews - Bendaharawan pemerintah masih bisa mengubah bukti potong pajak yang sudah dibuat di menu SPT Masa Unifikasi. Pembetulan atau pembatalan bukti pemotongan/pemungutan (pot/put) unifikasi telah lebih dulu diatur dalam Peraturan Dirjen Pajak PER-24/PJ/2021.

Pembetulan, salah satunya, bisa disebabkan kesalahan isi kode jenis setoran PPh Pasal 23. Dalam kasus yang terjadi di KP2KP Benteng, Sulawesi Selatan, seorang bendaharawan yang seharusnya menggunakan kode 104 justru mengisi SPT Masa Unifikasi dengan kode 100. Hal ini membuat nomor transaksi penerimaan negara (NTPN) tidak terisi.

"Kesalahan peng-input-an kode jenis setor ini memang banyak yang mengalaminya, solusinya bendaharawan silakan mengubah bukti potong yang sudah dibuat di menu SPT Unifikasi," jelas Bastomi dilansir pajak.go.id, dikutip pada Jumat (9/12/2022).

Baca Juga:
Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Setelah mengubah kode jenis setor pajak, wajib pajak bisa melanjutkan langkah selanjutnya dalam pelaporan SPT Masa Unifikasi yaitu pengisian NTPN. Kegiatan dilanjutkan sampai terbit bukti pelaporan SPT Masa yang bisa diunduh di menu dashboard.

Pasal 10 disebutkan pembetulan dilakukan jika terdapat kekeliruan dalam pengisian bukti pot/put unifikasi atau terdapat transaksi retur. Sementara pembatalan dapat dilakukan jika terdapat transaksi yang dibatalkan.

Selain itu, pemotong/pemungut PPh juga dapat membuat bukti pot/put unifikasi tambahan. Pembuatan bukti pot/put unifikasi tambahan dilakukan atas objek pajak yang belum dilaporkan dalam SPT Masa PPh unifikasi.

Baca Juga:
Tahap Pra-Implementasi Aplikasi Coretax, DJP Imbau WP Soal Ini

Pembetulan, pembatalan, dan/atau penambahan bukti pot/put unifikasi dapat dilakukan dengan syarat dirjen pajak belum melakukan pemeriksaan atau pemeriksaan bukti permulaan secara terbuka terhadap SPT Masa PPh unifikasi yang bersangkutan.

“Pembetulan, pembatalan, dan/atau penambahan bukti pemotongan/pemungutan unifikasi … dilaporkan dalam pembetulan SPT Masa PPh unifikasi,” bunyi penggalan Pasal 10 ayat (4) beleid tersebut.

Adapun pembuatan, pembetulan, dan/atau pembatalan bukti pot/put unifikasi dilakukan sesuai dengan cara sebagaimana tercantum dalam Lampiran huruf C PER-24/PJ/2021. Baca 'Bupot dalam SPT Masa PPh Unifikasi Bisa Dibetulkan atau Dibatalkan'. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 08:00 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Tahap Pra-Implementasi Aplikasi Coretax, DJP Imbau WP Soal Ini

Selasa, 24 Desember 2024 | 18:00 WIB KANWIL DJP JAKARTA BARAT

Hingga November, Kanwil DJP Jakbar Kumpulkan Pajak Rp57,67 Triliun

Selasa, 24 Desember 2024 | 16:00 WIB CORETAX SYSTEM

Nanti Ada Coretax, Masih Perlu Ajukan Sertifikat Elektronik?

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra