KEBIJAKAN PEMERINTAH

RI Siapkan Bebas Visa Kunjungan untuk 20 Negara, Cina dan Korsel Masuk

Redaksi DDTCNews | Jumat, 08 Desember 2023 | 09:45 WIB
RI Siapkan Bebas Visa Kunjungan untuk 20 Negara, Cina dan Korsel Masuk

Penumpang berjalan keluar setibanya di Terminal Kedatangan Internasional di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Kamis (6/7/2023). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/Spt.

JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah tengah mematangkan pemberian bebas visa kunjungan kepada sejumlah negara. Ada 20 negara yang masuk dalam daftar finalisasi. Seluruhnya dianggap menyumbang jumlah wisatawan asing terbanyak bagi Indonesia.

Beberapa negara yang masuk dalam daftar negara bebas visa kunjungan ke Indonesia antara lain Amerika Serikat (AS), Cina, Australia, India, Korea Selatan, Jerman, Inggris, dan Prancis.

"Diharapkan akan meningkatkan dampak ekonomi, kunjungan wisatawan, meningkatnya jumlah investasi, dan juga menarik kegiatan-kegiatan khususnya ekonomi digital," ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dalam keterangan pers usai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), dikutip pada Jumat (8/12/2023).

Baca Juga:
PPN Jadi 12% Tahun Depan, Menpar Antisipasi Dampaknya ke Tiket Pesawat

Sandiaga juga menyebut bahwa pemerintah mempertimbangkan sejumlah hal terkait kebijakan bebas visa kunjungan tersebut. Mulai dari dampak ekonomi, asas timbal balik, hingga aspek keamanan.

"Tadi masukan dari Ibu Menlu, Pak Mendagri, agar asas timbal balik resiprocity serta aspek keamanan juga dijaga," ucap Sandiaga.

Dalam satu bulan ke depan, kata Sandiaga, Presiden Jokowi menginstruksikan jajarannya untuk memfinalisasikan daftar negara yang akan diajukan untuk mendapatkan bebas visa kunjungan. Selanjutnya pemerintah akan menindaklanjuti dan memberikan persetujuan terhadap negara-negara yang akan diprioritaskan untuk mendapatkan bebas visa kunjungan.

Baca Juga:
Tingkatkan Daya Saing Filipina, Presiden Marcos Atur soal VAT Refund

"Jadi bukan hanya wisatawan, tapi juga pertimbangannya investasi dan dampak ekonomi. Jadi semua yang menguntungkan untuk kebangkitan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat kita," tutur Sandiaga.

Jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia mulai merangkak naik pascapandemi Covid-19. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), selama Januari-September 2023 jumlah kunjungan wisatawan asing mencapai 8,5 juta. Angka ini naik 143,41% jika dibandingkan jumlah kunjungan pada periode yang sama pada 2022 lalu, yakni 3,5 juta.

Negara penyumbang wisatawan asing terbanyak periode Januari-September 2023 adalah Malaysia, Australia, Singapura, Cina, dan Timor Leste. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 20 Desember 2024 | 09:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Jadi 12% Tahun Depan, Menpar Antisipasi Dampaknya ke Tiket Pesawat

Minggu, 01 Desember 2024 | 16:00 WIB ARAB SAUDI

Tingkatkan Sektor Pariwisata, Arab Saudi Bakal Tawarkan VAT Refund

Selasa, 19 November 2024 | 11:30 WIB MALAYSIA

Kembangkan Pariwisata, Selangor Berencana Kenakan Pajak Turis

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra