Ilustrasi. Aktivitas pengunjung salah satu pusat perbelanjaan di Manado, Sulawesi Utara, Jumat (10/7/2020). Pemerintah kota Manado membuka kembali pusat perbelanjaan dengan pembatasan waktu dan penerapan protokol kesehatan ketat, serta melakukan pendataan KTP milik pengunjung pada masa normal baru ini. ANTARA FOTO/Adwit B Pramono/pras.
JAKARTA, DDTCNews – Anggota Tim Asistensi Menko Perekonomian sekaligus Sekretaris Eksekutif I Komite Kebijakan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Raden Pardede mengatakan hingga saat ini tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perekonomian masih rendah.
Hal ini tampak dari tabungan atau dana pihak ketiga (DPK) perbankan yang hingga saat ini masih cenderung tinggi. Hal ini mengindikasikan konsumen masih cenderung menahan kegiatan konsumsinya.
"Analisa dan data menunjukkan tabungan di bank naik, sedangkan kredit turun. Kalau dipilah, DPK naik itu adalah dari mereka yang punya uang. Itu spending mereka relatif kecil dan menurun. Mereka yang beli barang itu sekarang berkurang, banyak yang menahan diri untuk berbelanja,” katanya dalam sebuah webinar, Senin (3/8/2020).
Bila dilihat berdasarkan kelompok umur, kebanyakan individu yang cenderung menahan dananya di tabungan adalah mereka yang sudah berusia tua. Sementara masyarakat yang berusia muda cenderung mulai melakukan konsumsi ketika pembatasan sosial mulai dilonggarkan.
Raden melihat kondisi itu terjadi karena konsumen berusia lanjut memiliki persepsi risiko Covid-19 yang lebih tinggi dibandingkan konsumen muda. Oleh karenanya, prioritas jangka pendek pemerintah saat ini adalah menciptakan rasa aman agar optimisme untuk berbelanja bisa dibangkitkan kembali dan mecegah resesi.
"Persoalannya sekarang kan ada di kepala kita, bagaimana mau konsumsi dan investasi kalau tidak percaya. Ini yang menjadi prioritas pemerintah sekarang," kata Raden.
Raden memproyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020 akan terkontraksi hingga 4% hingga 5% (yoy). Untuk menghindari resesi, pemerintah sedang mengusahakan agar kontraksi pertumbuhan ekonomi tidak kembali terjadi pada kuartal III/2020.
Untuk mendukung langkah peningkatan optimisme publik ini, satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah meningkatkan kinerja penanganan Covid-19 dari sisi kesehatan. Apabila masalah kesehatan tidak tertangani maka permasalahan ekonomi tidak mungkin tertangani.
Ketua Dewan Pembina Gerakan Pakai Masker yang juga mantan Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan hingga saat ini memang usaha pemerintah untuk menangani Covid-19 dari sisi kesehatan memang masih belum terlalu sukses.
Hal ini berisiko menciptakan gelombang kedua pandemi Covid-19 dan menekan pertumbuhan ekonomi kuartal III/2020. Namun, Agus masih optimistis kinerja perekonomian pada kuartal III/2020 masih bisa berada pada level positif.
“Kalaupun kontraksi kemungkinan hanya 0,5%," ujar Agus.
Dalam setahun penuh, pertumbuhan ekonomi 2020 diproyeksikan masih mampu berada di atas 0%. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.