PMK 64/2022

Pilih Tarif PPN Normal, PKP Ini Tak Bisa Lagi Pakai Besaran Tertentu

Redaksi DDTCNews | Senin, 07 November 2022 | 17:30 WIB
Pilih Tarif PPN Normal, PKP Ini Tak Bisa Lagi Pakai Besaran Tertentu

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Ditjen Pajak (DJP) mengingatkan pengusaha kena pajak (PKP) yang melakukan penyerahan barang hasil pertanian tertentu (BHPT), agar matang-matang dalam memutuskan tarif yang digunakan saat memungut PPN.

Imbauan tersebut bukan tanpa alasan. Penyuluh Pajak KPP Madya Surabaya Indahjanti mengungkapkan PKP yang awalnya menggunakan besaran tertentu dalam memungut PPN tetapi beralih ke tarif normal, tidak dapat lagi kembali memungut PPN menggunakan besaran tertentu.

“Jadi, kalau sudah [beralih] menggunakan mekanisme yang diatur dalam Pasal 7 [ayat 1 UU PPN] sudah tidak dapat kembali menggunakan besaran tertentu untuk masa pajak tahun berikutnya,” jelas Indahjanti dalam Instagram Live @pajakmadyasby, dikutip pada Senin (7/11/2022).

Baca Juga:
Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Sesuai dengan Pasal 7 ayat (1) UU PPN, tarif normal PPN diatur sebesar 11% yang berlaku sejak 1 April 2022. Kemudian, paling lambat pada tanggal 1 Januari 2025, tarif PPN akan naik menjadi sebesar 12%.

Sementara itu, tarif besaran tertentu untuk PKP yang melakukan penyerahan BHPT diatur dalam PMK 64/2022. Tarif besaran tertentu ditentukan sebesar 10% dari tarif PPN yang berlaku. Simak ‘PKP Hasil Pertanian Ingin Pungut PPN Besaran Tertentu, Begini Mekanismenya

Kendati demikian, jika telah menggunakan besaran tertentu tetapi memang ingin beralih menggunakan tarif normal, PKP harus melakukan pemberitahuan terlebih dahulu. Kemudian, Indahjanti menegaskan, terdapat ketentuan jangka waktu yang diatur untuk PKP dapat menggunakan tarif normal kembali.

Baca Juga:
Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

“Jadi, harus 1 tahun pajak berakhir dulu [dalam menggunakan besaran tertentu]. Baru bisa mengajukan pemberitahuan [untuk menggunakan tarif normal PPN],” tegas Indahjanti,

Adapun PKP yang termasuk dalam penyerahan BHPT telah diperinci dalam Lampiran PMK 64/2022. Terdapat 5 kelompok komoditas yang merupakan objek BHPT, yakni kelompok hasil perkebunan, tanaman pangan, tanaman hias dan obat, hasil hutan, serta hasil hutan bukan kayu. Di dalam setiap kelompok, juga telah diperinci terkait jenis komoditas, proses, dan jenis barang yang dihasilkan. Simak pula 'Soal Terbitnya PMK 64/2022, Begini Penjelasan Resmi Ditjen Pajak' (Fauzara Pawa Pambika/sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

Senin, 21 Oktober 2024 | 19:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Sertel Kena Suspend, Begini Cara Sampaikan Klarifikasi ke Ditjen Pajak

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 16:00 WIB KEPATUHAN PAJAK

Punya Usaha Kecil-kecilan, Perlu Bayar Pajak Enggak Sih?

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja