JEPANG

Pihak Oposisi Serukan Penundaan Kenaikan Pajak Penjualan

Redaksi DDTCNews | Rabu, 22 Mei 2019 | 11:50 WIB
Pihak Oposisi Serukan Penundaan Kenaikan Pajak Penjualan

Ilustrasi. (foto: The Independent)

JAKARTA, DDTCNews – Pihak oposisi menyerukan penundaan kenaikan pajak penjualan (sales tax) Jepang karena konsumsi swasta – yang menjadi variabel pembentuk produk domestik bruto (PDB) tercatat melambat pada kuartal I/2019.

Meskipun perekonomian Jepang tumbuh 2,1% (year on year) pada kuartal I/2019, konsumsi swasta tercatat mengalami penurunan 0,1%. Belanja modal pun juga tercatat turun sebesar 0,3%. Hal ini menunjukkan lemahnya permintaan.

“Kenaikan pajak akan sulit karena upah pribadi terus turun. Rencananya [kenaikan tarif pajak penjualan dari 8% menjadi 10% pada Oktober 2019] harus dibekukan,” kata Seiji Osaka, Kepala Kebijakan Partai Demokrat Konstitusional Jepang, seperti dikutip pada Selasa (22/5/2019).

Baca Juga:
Pemerintah Jepang Siap Bantu Indonesia Sediakan Makan Bergizi Gratis

Kazunori Yamanoi dari Partai Demokrat mengatakan bahwa pertumbuhan PDB tidak sesuai dengan kenyataan kehidupan sehari-hari masyarakat. Pertumbuhan ekonomi kuartal I/2019 juga lebih banyak dipengaruhi lebih cepatnya penurunan impor dari pada ekspor.

Sementara itu, Sekjen Partai Demokrat Liberal Toshihiro Nikai mengatakan tidak perlu ada lagi langkah untuk mempertimbangkan kenaikan pajak. Dia menggarisbawahi pentingnya langkah-langkah untuk mengurangi dampak negatif dari kenaikan pajak.

Pemimpin Komeito Natsuo Yamaguchi berujar rencana kenaikan tarif pajak penjualan yang sudah tunda dua kali harus dieksekusi tahun ini. Pada saat yang bersamaan, berbagai kebijakan pendukung harus juga diambil.

Baca Juga:
Jepang Akan Ringankan Beban Pajak WP dengan Tanggungan yang Bekerja

“Kita harus menaikkan pajak konsumsi sesuai jadwal dan menerapkan langkah-langkah utama, termasuk yang mengurangi beban biaya pendidikan,” katanya, seperti dilansir The Japan News.

Secara terpisah, Menteri Keuangan Taro Aso menegaskan data perekonomian terbaru cukup baik. Menurutnya, performa ekonomi Jepang tersebut berkat stimulus fiskal yang telah dijalankan pemerintah.

“Ini sama sekali tidak buruk. Saya tahu ekonomi akan membaik karena pemerintah menerapkan langkah-langkah stimulus di bawah anggaran tahun fiskal 2019,” ujar Aso.

Pemerintah akan mengarahkan kebijakan ekonominya sembari mengamati dengan cermat perkembangan di Amerika Serikat dan ekonomi China, serta kemajuan dalam pelaksanaan anggaran pada awal 2019. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Minggu, 12 Januari 2025 | 12:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah Jepang Siap Bantu Indonesia Sediakan Makan Bergizi Gratis

Jumat, 06 Desember 2024 | 14:21 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Pasang Surut Pengenaan PPnBM di Indonesia

BERITA PILIHAN
Kamis, 06 Februari 2025 | 19:00 WIB CORETAX DJP

Ubah Data Pengurus sebagai Pengganti PIC Coretax, Begini Caranya

Kamis, 06 Februari 2025 | 18:30 WIB KEBIJAKAN CUKAI

Diprakarsai Kemenkeu, Pemerintah Susun PP Cukai Minuman Berpemanis

Kamis, 06 Februari 2025 | 18:00 WIB TIPS PAJAK

Cara Lapor SPT Tahunan Orang Pribadi Formulir 1770S di DJP Online

Kamis, 06 Februari 2025 | 17:30 WIB KONSULTASI PAJAK

Sudah Dapat Tax Holiday? Perusahaan Jangan Lupa Dua Hal Ini!

Kamis, 06 Februari 2025 | 16:00 WIB LAYANAN PAJAK

Bagaimana Nasib Aplikasi M-Pajak setelah Ada Coretax? DJP Ungkap Ini

Kamis, 06 Februari 2025 | 14:03 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

DPR Apresiasi Penghematan Anggaran Prabowo, Dianggap ‘Reformasi APBN’

Kamis, 06 Februari 2025 | 14:00 WIB PROVINSI LAMPUNG

Segera Dilantik, Gubernur Diminta Langsung Bikin Pemutihan Pajak

Kamis, 06 Februari 2025 | 13:30 WIB PMK 81/2024

PPh Final PHTB Kini Harus Dilaporkan Lewat SPT Masa PPh Unifikasi