SELANDIA BARU

Philip Morris Minta Penurunan Cukai Tobacco Stick

Redaksi DDTCNews | Jumat, 08 Maret 2019 | 15:51 WIB
Philip Morris Minta Penurunan Cukai Tobacco Stick

Ilustrasi. (foto: koreatimes)

WELLINGTON, DDTCNews – Raksasa tembakau internasional Philip Morris meminta keringanan cukai atas produk tobacco stick. Perusahaan ini mengklaim produk tersebut lebih rendah risiko dibandingkan dengan produk rokok konvensional.

General Manager Philip Morris Selandia Baru James Williams menyatakan penerapan cukai yang berlaku pada rokok konvensional dengan tujuan untuk mencegah orang merokok tidak akan sesuai jika diterapkan pada tobacco stick.

Tobacco stick sangat minim bahan kimia, berbeda dengan rokok konvensional. Tobacco stick hanya dihangatkan, tidak dibakar. Karena itu, kami ingin produk ini dipajaki lebih rendah dibanding rokok,” katanya di Wellington, Kamis (7/3/2019).

Baca Juga:
DJBC Cegat Mobil Penumpang di Banyumas, Angkut 280.000 Rokok Ilegal

Lebih lanjut dia menyayangkan produk rokok yang hanya dipanaskan (heating tobacco) tersebut masih dianggap sebagai rokok konvensional yang harus dibakar untuk dinikmati. Sejauh ini, tobacco stick masih dikenakan cukai tembakau AUD0,82 (Rp8.235) per batang setara dengan rokok.

Di samping itu, dia menjelaskan produk tobacco stick tetap mencantumkan peringatan kesehatan dalam kemasan. Peringatan kesehatan dalam kemasan tobacco stick disebabkan karena produk itu masih mengandung nikotin yang bisa menyebabkan kecanduan.

Tobacco stick bukan untuk menghentikan konsumsi rokok, tapi sebagai alternatif yang lebih minim risiko dibanding rokok,” paparnya.

Baca Juga:
Tembus 100.000, Dokumen Pemesanan Pita di DJBC Tumbuh 42% selama 2024

Namun, saat penerbitannya pada 2016, Philip Morris digugat oleh Menteri Kesehatan ke pengadilan terkait legalitas produk. Pada akhirnya, hakim pengadilan setempat mendukung penerbitan tobacco stick pada Mei lalu.

Upaya Philip Morris dalam memasarkan tobacco stick itu mendapat tanggapan negatif dari Manajer Advokasi dan Kesehatan Cancer Society Shayne Nahu. Nahu menyebutkan perusahaan itu ingin Negeri Kiwi ini dijadikan lokasi percobaan dalam penjualan rokok dengan model terbaru yang belum diketahui secara jelas penelitiannya.

“Philip Morris berencana untuk menghentikan penjualan rokok konvensional dan digantikan dengan tobacco stick yang akan secara massal diperdagangkan. Mengapa kita ingin negara ini menjadi percobaan produk tembakau yang kita tidak yakin terkait penelitian ilmiahnya,” kata Nahu. (kaw)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 05 Februari 2025 | 19:30 WIB BEA CUKAI PURWOKERTO

DJBC Cegat Mobil Penumpang di Banyumas, Angkut 280.000 Rokok Ilegal

Sabtu, 18 Januari 2025 | 10:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN DAN CUKAI

Harga Eceran Rokok Naik Tapi Tarif Cukai Tetap Bisa Atasi Downtrading

Jumat, 17 Januari 2025 | 17:15 WIB LAYANAN CUKAI

Tembus 100.000, Dokumen Pemesanan Pita di DJBC Tumbuh 42% selama 2024

Selasa, 14 Januari 2025 | 16:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN DAN CUKAI

Sederet Tantangan DJBC Kumpulkan Penerimaan di 2025, Ada Downtrading

BERITA PILIHAN
Jumat, 07 Februari 2025 | 18:30 WIB CORETAX DJP

Akun WP Badan Tak Bisa Terbitkan Bupot, Harus Lewat PIC Coretax

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:00 WIB PMK 11/2025

PMK Omnibus Terbit, Tarif PPN Kegiatan Membangun Sendiri Tetap 2,2%

Jumat, 07 Februari 2025 | 15:07 WIB FOUNDER DDTC DANNY SEPTRIADI

‘Praktik Terbaik dalam Restitusi PPN adalah Immediate Refund System’

Jumat, 07 Februari 2025 | 12:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

DEN: Kebijakan Bea Masuk Trump Jadi Peluang Investasi Bagi Indonesia