PIDATO JOKOWI

Pertumbuhan Ekonomi Tinggi, Kemiskinan Belum Tuntas

Redaksi DDTCNews | Selasa, 16 Agustus 2016 | 13:19 WIB
Pertumbuhan Ekonomi Tinggi, Kemiskinan Belum Tuntas Presiden Jokowi saat menyampaikan Pidato Kenegaraan di depan sidang bersama DPR–DPD, di Gedung MPR, Jakarta, Selasa (16/8) siang. (Foto: Humas Setkab)

JAKARTA, DDTCNews – Di tengah kondisi perekonomian global yang melambat, Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan perekonomian tertinggi di Asia. Walau demikian, masalah kemiskinan masih belum tertuntaskan.

Hal itu diungkapkan Presiden Joko Widodo saat berpidato kenegaraan di depan Sidang bersama DPR dan DPD, Jakarta, Selasa (16/8).

"Kita sudah sepatutnya bersyukur dengan pertumbuhan perekonomian Indonesia yang tumbuh 4,91% pada triwulan I tahun 2016. Triwulan II juga mengalami pertumbuhan menjadi 5,8%," ujarnya.

Baca Juga:
RI Surplus Neraca Dagang 5 Tahun, BKF: Cerminkan Ketahanan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan I dan triwulan II ternyata lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di negara berkembang lain, serta juga lebih baik jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi secara global.

Presiden menyatakan dibutuhkan upaya berlanjut untuk menghadapi persaingan global yang semakin ketat di tengah hubungan antarnegara yang bisa saling memengaruhi satu sama lain.

Upaya untuk menghadapi persaingan tersebut yaitu melalui percepatan pembangunan nasional secara merata hingga ke seluruh wilayah NKRI. Hal ini diupayakan untuk mengurangi angka kemiskinan, mengurangi pengangguran, serta mengurangi kesenjangan sosial yang masih terjadi di wilayah Indonesia.

Baca Juga:
Tumbuhkan Ekonomi 8 Persen, RI Butuh Investasi Rp13.000 Triliun

Permasalahan itulah, menurut Jokowi, yang masih menjadi salah satu masalah utama perekonomian Indonesia sejak Indonesia merdeka, yang hingga saat ini masih sangat sulit diatasi.

"Sejak Presiden RI pertama Soekarno telah bekerja keras untuk menampik hal-hal tersebut. Hingga saat ini pun kita masih harus menghadapi permasalahan tersebut," pungkasnya. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 31 Januari 2025 | 15:47 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Banyak Tantangan, Insentif Fiskal Jadi Andalan untuk Jaga Pertumbuhan

Sabtu, 25 Januari 2025 | 15:31 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Jelang Diumumkan BPS, Ekonomi RI Diperkirakan Tumbuh 5 Persen di 2024

Jumat, 17 Januari 2025 | 08:35 WIB KINERJA PERDAGANGAN

RI Surplus Neraca Dagang 5 Tahun, BKF: Cerminkan Ketahanan Ekonomi

Senin, 30 Desember 2024 | 18:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Target Ekonomi 8% Diragukan, Prabowo Beri Instruksi ke Menteri-Pemda

BERITA PILIHAN
Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

NPWP Sementara 9990000000999000, Dipakai Jika NIK Tak Valid di e-Bupot

Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:15 WIB KEBIJAKAN ENERGI

Pemerintah Naikkan Biaya SLO Listrik, Kecuali Pelanggan 450 dan 900 VA

Sabtu, 01 Februari 2025 | 14:30 WIB PILKADA 2024

Prabowo Ingin Kepala Daerah Hasil Pilkada 2024 segera Dilantik

Sabtu, 01 Februari 2025 | 13:30 WIB LAYANAN KEPABEANAN

Pengumuman bagi Eksportir-Importir! Layanan Telepon LNSW Tak Lagi 24/7

Sabtu, 01 Februari 2025 | 13:00 WIB RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa PPh Pasal 23 Akibat Transaksi Pinjaman Tanpa Bunga

Sabtu, 01 Februari 2025 | 12:45 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

Tenang! Surat Teguran ‘Gaib’ karena Coretax Eror Bisa Dibatalkan DJP

Sabtu, 01 Februari 2025 | 12:30 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Hal-Hal yang Diteliti DJP terkait Pengajuan Pengembalian Pendahuluan

Sabtu, 01 Februari 2025 | 12:00 WIB CORETAX SYSTEM

DJP Terbitkan Panduan Coretax terkait PIC, Impersonate dan Role Akses