PEREKONOMIAN INDONESIA

Perlu Naikkan Suku Bunga, Ini Proyeksi BI Soal Ekonomi 2023

Muhamad Wildan | Senin, 21 November 2022 | 18:05 WIB
Perlu Naikkan Suku Bunga, Ini Proyeksi BI Soal Ekonomi 2023

Paparan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam rapat pembahasan Rencana Anggaran Tahunan BI (RATBI) 2023.

JAKARTA, DDTCNews - Bank Indonesia (BI) memproyeksi pertumbuhan ekonomi pada tahun depan lebih rendah dibandingkan dengan asumsi yang ditetapkan dalam APBN 2023.

Dalam rapat pembahasan Rencana Anggaran Tahunan BI (RATBI) 2023 antara BI dan Komisi XI DPR RI, BI mengusulkan asumsi pertumbuhan ekonomi hanya sebesar 4,37%. Angka ini lebih rendah dari patokan asumsi pertumbuhan ekonomi dalam APBN 2023 sebesar 5,3%.

“Kami sasarannya adalah bagaimana mengendalikan inflasi secara lebih cepat sehingga memerlukan kenaikan suku bunga. Itu pengaruhnya ke pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo, Senin (21/11/2022).

Baca Juga:
Tumbuhkan Ekonomi 8 Persen, RI Butuh Investasi Rp13.000 Triliun

Dalam bagian penjelasan dari Undang-Undang (UU) 28/2022 tentang APBN 2023, pemerintah menyatakan akan berupaya maksimal melanjutkan pemulihan ekonomi nasional di tengah tingginya ketidakpastian.

Pemerintah juga akan terus mendukung munculnya potensi sumber-sumber pertumbuhan baru. Pelaksanaan reformasi struktural juga harus diakselerasi untuk menstimulasi transformasi perekonomian yang berkelanjutan dan inklusif.

Kendati memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada tahun depan lebih rendah dari asumsi dalam APBN 2023, otoritas moneter memproyeksi perekonomian Indonesia akan kembali tumbuh lebih tinggi pada 2024.

Baca Juga:
Prabowo Akui Ekonomi Indonesia Belum Tumbuh Secara Merata

Terkait dengan tingkat inflasi, BI memproyeksikan pergerakannya pada hanya akan sebesar 3,61%. Angka ini kurang lebih sama dengan asumsi yang dipakai dalam APBN 2023 sebesar 3,6%.

Selanjutnya, BI mengasumsikan nilai tukar senilai Rp15.070 per dollar Amerika Serikat AS. Angka ini lebih lemah bila dibandingkan dengan asumsi yang dipatok dalam APBN 2023 senilai Rp14.800 per dolar AS.

"Ini memang dunia sedang bergejolak, kami mengajukan asumsi yang lebih berhati-hati," ujar Perry kepada para anggota Komisi XI DPR RI. (kaw)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 21 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN INVESTASI

Tumbuhkan Ekonomi 8 Persen, RI Butuh Investasi Rp13.000 Triliun

Kamis, 19 Desember 2024 | 13:47 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Prabowo Akui Ekonomi Indonesia Belum Tumbuh Secara Merata

Kamis, 19 Desember 2024 | 09:43 WIB KEBIJAKAN MONETER

BI Ungkap Dampak Tarif PPN 12 Persen Terhadap Inflasi ‘Tidak Besar’

Rabu, 18 Desember 2024 | 08:40 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Ada Rencana Penurunan Batas Omzet PPh Final UMKM, Ini Kata Pemerintah

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:30 WIB THAILAND

Negara Tetangga Ini Bakal Bebaskan Hutan Mangrove dari Pajak