PMK 22/2023

Pengusaha Tembakau di Kawasan Aglomerasi Dapat Fasilitas Cukai Ini

Redaksi DDTCNews | Selasa, 21 Maret 2023 | 15:30 WIB
Pengusaha Tembakau di Kawasan Aglomerasi Dapat Fasilitas Cukai Ini

Pekerja menunjukkan rokok Sigaret Kretek Tangan (SKT) di salah satu pabrik rokok di Kudus, Jawa Tengah, Jumat (4/11/2022). ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/foc.

JAKARTA, DDTCNews – Menteri keuangan memberikan kemudahan perizinan di bidang cukai bagi pengusaha pabrik tembakau yang menjalankan kegiatan usahanya di kawasan aglomerasi pabrik hasil tembakau. Kebijakan tersebut tertuang dalam PMK 22/2023.

Berdasarkan pada Pasal 2 ayat (5) PMK 22/2023, kemudahan yang diberikan untuk para pengusaha pabrik adalah perizinan di bidang cukai, produksi barang kena cukai, dan pembayaran cukai.

“Pengusaha pabrik yang menjalankan kegiatan di tempat diselenggarakannya aglomerasi pabrik diberikan kemudahan ..,” bunyi penggalan Pasal 2 ayat (5) PMK 22/2023, dikutip pada Selasa (21/3/2023).

Baca Juga:
DJBC Cegat Mobil Penumpang di Banyumas, Angkut 280.000 Rokok Ilegal

Untuk diketahui, aglomerasi pabrik hasil tembakau adalah pengumpulan atau pemusatan pabrik hasil tembakau dalam suatu tempat, lokasi, atau kawasan tertentu. Hal ini senada dengan bunyi pada Pasal 1 angka 7 PMK 22/2023.

Berdasarkan bagian menimbang huruf b PMK 22/2023, aglomerasi pabrik hasil tembakau tersebut dibuat untuk meningkatkan daya saing, pembinaan, pelayanan, dan pengawasan bagi pelaku usaha yang bergerak dalam produksi tembakau.

Fasilitas pertama yang diberikan, yaitu perizinan di bidang cukai. Perizinan yang dimaksud berupa pengecualian dari ketentuan memiliki luas lokasi, banguna, atau tempat usaha yang akan digunakan sebagai pabrik hasil tembakau yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Baca Juga:
Apa Itu Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai?

Kemudian, fasilitas kedua terkait kemudahan produksi barang kena cukai. Kemudahan produksi yang dimaksud berupa kerja sama yang dilakukan untuk menghasilkan barang kena cukai berupa hasil tembakau.

Adapun kerja sama yang dimaksud adalah kerja sama yang dilakukan oleh pengusaha pabrik hasil tembakau yang berada di tempat aglomerasi pabrik dan berdasarkan perjanjian kerja sama.

Terakhir, yaitu fasilitas pembayaran cukai. Fasilitas tersebut berupa penundaan pembayaran cukai yang diberikan dalam jangka waktu penundaan 90 hari terhitung sejak tanggal pemesanan pita cukai. (Sabian Hansel/sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 05 Februari 2025 | 19:30 WIB BEA CUKAI PURWOKERTO

DJBC Cegat Mobil Penumpang di Banyumas, Angkut 280.000 Rokok Ilegal

Selasa, 28 Januari 2025 | 13:30 WIB KAMUS BEA CUKAI

Apa Itu Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai?

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:30 WIB PERMENDAG 27/2024

Aturan Baru Berlaku! LNSW Ingatkan Pemilik Kargo soal Kewajiban PAB

Jumat, 24 Januari 2025 | 11:30 WIB HARI PABEAN INTERNASIONAL 2025

Perkuat Kelancaran dan Keamanan Trafik Barang, DJBC Serukan Kolaborasi

BERITA PILIHAN
Kamis, 06 Februari 2025 | 19:00 WIB CORETAX DJP

Ubah Data Pengurus sebagai Pengganti PIC Coretax, Begini Caranya

Kamis, 06 Februari 2025 | 18:30 WIB KEBIJAKAN CUKAI

Diprakarsai Kemenkeu, Pemerintah Susun PP Cukai Minuman Berpemanis

Kamis, 06 Februari 2025 | 18:00 WIB TIPS PAJAK

Cara Lapor SPT Tahunan Orang Pribadi Formulir 1770S di DJP Online

Kamis, 06 Februari 2025 | 17:30 WIB KONSULTASI PAJAK

Sudah Dapat Tax Holiday? Perusahaan Jangan Lupa Dua Hal Ini!

Kamis, 06 Februari 2025 | 16:00 WIB LAYANAN PAJAK

Bagaimana Nasib Aplikasi M-Pajak setelah Ada Coretax? DJP Ungkap Ini

Kamis, 06 Februari 2025 | 14:03 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

DPR Apresiasi Penghematan Anggaran Prabowo, Dianggap ‘Reformasi APBN’

Kamis, 06 Februari 2025 | 14:00 WIB PROVINSI LAMPUNG

Segera Dilantik, Gubernur Diminta Langsung Bikin Pemutihan Pajak

Kamis, 06 Februari 2025 | 13:30 WIB PMK 81/2024

PPh Final PHTB Kini Harus Dilaporkan Lewat SPT Masa PPh Unifikasi