ARGENTINA

Penerimaan Pajak Kekayaan Sudah 74% dari Target

Muhamad Wildan | Kamis, 06 Mei 2021 | 16:33 WIB
Penerimaan Pajak Kekayaan Sudah 74% dari Target

Ilustrasi. 

BUENOS AIRES, DDTCNews – Argentina berhasil mengumpulkan penerimaan dari pengenaan pajak kekayaan mencapai ARS223 miliar atau sekitar Rp34 triliun.

Penerimaan yang berhasil dikumpulkan tersebut mencapai 74% dari target senilai ARS300 miliar. Jumlah tersebut lebih tinggi dari estimasi awal. Adapun penerapan pajak kekayaan baru diterapkan Pemerintah Argentina pada tahun ini.

“Total pajak kekayaan yang berhasil dikumpulkan ternyata lebih tinggi dari perkiraan. Total pajak kekayaan yang terkumpul setara dengan 0,5% produk domestik bruto,” ujar salah satu firma konsultan pajak di Argentina, Alberdi Partners, dikutip pada Kamis (6/5/2021).

Baca Juga:
G-20 Sepakati Kerja Sama soal Pemajakan yang Efektif terhadap WP Tajir

Seperti diketahui, Pemerintah Argentina mengenakan pajak kekayaan hanya sekali pada 2021. Pajak kekayaan diperlukan untuk mendanai kebutuhan anggaran penanganan pandemi Covid-19.

Pajak ini berlaku atas wajib pajak dengan kekayaan lebih dari ARS200 juta. Berdasarkan pada catatan terbaru, terdapat 10.000 orang kaya yang memenuhi threshold tersebut dan wajib membayar pajak kekayaan.

Berdasarkan pada beleid pajak kekayaan tersebut, orang kaya wajib membayar pajak kekayaan dengan tarif sebesar 3,5% dan 5,25%. Bila harta ditempatkan di Argentina, tarif yang dikenakan sebesar 3,5%. Atas kekayaan yang ditempatkan di luar negeri, tarif naik menjadi 5,25%.

Baca Juga:
Konsep Dasar Pajak Berbasis Kekayaan

Pada perkembangannya, pajak ini sempat dipandang gagal mengingat banyaknya orang kaya yang menolak untuk membayar pajak kekayaan. Pada awal April sempat tercatat hanya 2% orang kaya yang membayar pajak kekayaan.

Meskipun realisasi penerimaan yang diterima pemerintah tergolong tinggi, banyak pakar yang menilai masih ada kekayaan yang belum terdeteksi fiskus dan disembunyikan wajib pajak.

“Publikasi data oleh otoritas adalah upaya fiskus untuk menunjukkan banyak orang yang telah membayar pajak kekayaan. Namun, data tersebut tidak mencerminkan realitas yang sebenarnya," ujar CEO Sasovsky & Asociados Ivan Sasovsky, seperti dilansir batimes.com.ar. (kaw)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Minggu, 03 November 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Konsep Dasar Pajak Berbasis Kekayaan

Sabtu, 26 Oktober 2024 | 08:30 WIB ARGENTINA

Gara-Gara Korup dan Gemuk, Argentina Bubarkan Otoritas Pajak

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra