INDIA

Penerimaan Pajak Diproyeksi Tembus 10% di Atas Target, Ini Kuncinya

Syadesa Anida Herdona | Rabu, 27 Oktober 2021 | 15:30 WIB
Penerimaan Pajak Diproyeksi Tembus 10% di Atas Target, Ini Kuncinya

Penumpang menggantung di kereta yang padat saat meninggalkan stasiun ditengah wabah penyakit virus corona (COVID-19) di Ghaziabad, India, Selasa (21/9/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Anushree Fadnavis/AWW/djo

 

NEW DELHI, DDTCNews – Penerimaan pajak di India diproyeksikan bisa tembus 10% lebih tinggi dari target. Capaian ini sekaligus menjadi yang tertinggi selama 4 tahun terakhir.

Optimisme terkait penerimaan pajak yang membaik ini sejalan dengan ekonomi yang juga sudah menguat setara kondisi prapandemi.

"Penerimaan pajak ditargetkan sebesar 15,45 triliun rupee (Rp 291 triliun) untuk tahun ini hingga 31 Maret. Angka tersebut selalu di bawah proyeksi sejak tahun 2017-2018," dikutip The Hindu, dikutip Rabu (27/10/2021).

Baca Juga:
Dukung Pariwisata, Diskon Pajak Hiburan Diperpanjang Hingga Akhir 2025

Selama beberapa tahun belakangan, penerimaan pajak selalu berada di bawah proyeksinya lantaran kinerja ekonomi yang selalu kehilangan momentum, bahkan sebelum Covid-19. Adanya pandemi akhirnya menyeret ekonomi India ke jurang resesi.

Saat ini industri penjualan retail mulai pulih dan ekspor berada di angka yang tinggi. Keduanya menjadi penanda pulihnya kondisi ekonomi yang lebih cepat dari perkiraan.

Ekonomi India tumbuh sebesar 20,1% pada bulan April hingga Juni. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu dengan kontraksi 24,4%.

Baca Juga:
Negara Tetangga Ini Bakal Bebaskan Hutan Mangrove dari Pajak

India diperkirakan dapat menurunkan target defisit sebesar 6,8% untuk turun 30-40 basis poin. Penurunan dapat dilakukan apabila pembayaran pajak masih tetap kuat dan pemerintah berhasil mencapai target penerimaan dari program privatisasi yang sedang dijalankan.

Pemerintah menargetkan adanya penerimaan pajak sebesar 1,75 triliun rupee dari penjualan saham badan usaha milik negara. Selain itu penjualan Air India ke konglomerat Tata juga diharapkan dapat mendorong penerimaan negara. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 25 Desember 2024 | 09:30 WIB THAILAND

Negara Tetangga Ini Bakal Bebaskan Hutan Mangrove dari Pajak

Selasa, 24 Desember 2024 | 18:00 WIB KANWIL DJP JAKARTA BARAT

Hingga November, Kanwil DJP Jakbar Kumpulkan Pajak Rp57,67 Triliun

Selasa, 24 Desember 2024 | 17:13 WIB KANWIL DJP JAKARTA KHUSUS

Jelang Tutup Tahun, Realisasi Pajak Kanwil Khusus Capai 95% Target

BERITA PILIHAN
Jumat, 27 Desember 2024 | 12:00 WIB PMK 81/2024

Catat! Dokumen WP Badan Era Coretax Diteken Pakai Sertel Pengurus

Jumat, 27 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 168/2023

Penghitungan PPh 21 Pegawai Tidak Tetap untuk Masa Pajak Desember

Jumat, 27 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Analisis Kesebandingan dalam Tahapan Penerapan PKKU

Jumat, 27 Desember 2024 | 10:45 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Jamin Stimulus Ekonomi Efektif, Birokrasi Penyaluran Perlu Dipermudah

Jumat, 27 Desember 2024 | 10:30 WIB KILAS BALIK 2024

Maret 2024: Pemerintah Rilis Ketentuan Baru terkait Akuntansi Koperasi

Jumat, 27 Desember 2024 | 10:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN DAN CUKAI

Reformasi Berkelanjutan DJBC, Kolaborasi Lintas Sektor Jadi Kunci

Jumat, 27 Desember 2024 | 09:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Tahun Baru, PTKP Baru? Catatan bagi yang Baru Menikah atau Punya Anak

Jumat, 27 Desember 2024 | 09:07 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Coretax Diterapkan 1 Januari 2025, PKP Perlu Ajukan Sertel Baru

Kamis, 26 Desember 2024 | 14:30 WIB KPP PRATAMA BENGKULU SATU

Mobil Rp200 Juta Disita KPP, Bakal Dilelang Kalau Utang Tak Dilunasi