Permen ESDM 11/2022

Pemerintah Revisi Aturan Perhitungan Harga Jual Eceran BBM

Dian Kurniati | Selasa, 25 Oktober 2022 | 09:07 WIB
Pemerintah Revisi Aturan Perhitungan Harga Jual Eceran BBM

Laman muka dokumen Permen ESDM 20/2022.

JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah memutuskan mengubah ketentuan mengenai perhitungan harga jual eceran bahan bakar minyak (BBM).

Melalui Permen ESDM 11/2022, Menteri ESDM Arifin Tasrif melakukan perubahan atas besaran biaya tambahan pendistribusian dalam perhitungan harga jual eceran jenis BBM khusus penugasan. Beleid itu dirilis untuk merevisi Permen ESDM 20/1021.

"[Perubahan dilakukan] untuk melaksanakan penyediaan dan pendistribusian jenis BBM khusus penugasan secara lebih efisien melalui penyesuaian besaran biaya tambahan pendistribusian dalam perhitungan harga jual eceran jenis bahan bakar minyak khusus penugasan," bunyi salah satu pertimbangan dalam Permen ESDM 20/2022, dikutip pada Selasa (24/10/2022).

Baca Juga:
Stok Cukup, Kementerian ESDM Siap Penuhi Kebutuhan BBM Nataru 2025

Perubahan melalui Permen ESDM 20/2022 misalnya terjadi pada Pasal 1 yang menghapus definisi soal Harga Indeks Pasar BBM. Harga Indeks Pasar BBM merupakan harga produk BBM sebagai bagian dari biaya perolehan yang digunakan untuk menghitung harga dasar jenis BBM tertentu dan jenis BBM khusus penugasan.

Kemudian, revisi terjadi pada Pasal 4. Pada Pasal 4 ayat (1), kini tertulis harga jual eceran jenis BBM khusus penugasan di titik serah untuk setiap liter dihitung dengan formula yang terdiri atas harga dasar ditambah biaya tambahan pendistribusian di wilayah penugasan sebesar Rp90 per liter, serta ditambah pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB).

Sementara pada ketentuan yang lama, diatur harga jual eceran jenis BBM khusus penugasan di titik serah untuk setiap liter dihitung dengan formula yang terdiri atas harga dasar ditambah biaya tambahan pendistribusian di wilayah penugasan sebesar 2% dari harga dasar, serta ditambah PPN dan PBBKB.

Baca Juga:
100 Juta Orang Bakal Mudik Nataru 2025, Begini Persiapan Pemerintah

Selain ayat tersebut, tidak ada lagi yang berubah pada Pasal 4. Harga dasar masih merupakan formula yang terdiri atas biaya perolehan, biaya distribusi, biaya penyimpanan, serta margin.

Perhitungan harga dasar untuk setiap bulan menggunakan rata-rata harga indeks pasar dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dengan kurs beli Bank Indonesia periode tanggal 25 pada 1 bulan sebelumnya sampai dengan tanggal 24 bulan berjalan untuk perhitungan harga dasar bulan berikutnya.

Adapun tarif PBBKB yang masuk formula penghitungan harga jual eceran jenis BBM khusus penugasan, juga tetap sebesar 5%. Harga jual eceran jenis BBM khusus penugasan dilakukan pembulatan ke atas sebesar Rp50.

Baca Juga:
Prabowo Minta Kerja Sama Pengendalian Inflasi Dilanjutkan

Ketentuan mengenai harga jual eceran jenis BBM khusus tersebut sudah mulai berlaku pada 1 Januari 2022.

"Peraturan menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan [pada 13 Oktober 2022]," bunyi Pasal II Permen ESDM 11/2022. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 23 Desember 2024 | 12:30 WIB NATAL DAN TAHUN BARU 2025

Stok Cukup, Kementerian ESDM Siap Penuhi Kebutuhan BBM Nataru 2025

Selasa, 10 Desember 2024 | 09:30 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Prabowo Minta Kerja Sama Pengendalian Inflasi Dilanjutkan

Jumat, 29 November 2024 | 12:30 WIB KINERJA FISKAL

Kontribusi Sektor Mineral Batu Bara untuk PDB Capai Rp2.198 Triliun

BERITA PILIHAN
Kamis, 26 Desember 2024 | 14:30 WIB KPP PRATAMA BENGKULU SATU

Mobil Rp200 Juta Disita KPP, Bakal Dilelang Kalau Utang Tak Dilunasi

Kamis, 26 Desember 2024 | 14:00 WIB KILAS BALIK 2024

Februari 2024: Wajib Pajak Bereaksi karena Potongan PPh 21 Lebih Besar

Kamis, 26 Desember 2024 | 13:30 WIB CORETAX SYSTEM

Jelang Coretax Diterapkan, PKP Bakal Perlu Bikin Sertel Baru

Kamis, 26 Desember 2024 | 13:00 WIB PROVINSI JAWA TIMUR

Opsen Berlaku 2025, Pemprov Turunkan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan

Kamis, 26 Desember 2024 | 12:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

PKP Risiko Rendah Diterbitkan SKPKB, Kena Sanksi Kenaikan atau Bunga?

Kamis, 26 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK DAERAH

9 Jenis Pajak Daerah Terbaru yang Ditetapkan Pemkot Sibolga

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:30 WIB KILAS BALIK 2024

Januari 2024: Ketentuan Tarif Efektif PPh Pasal 21 Mulai Berlaku

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kredit Investasi Padat Karya Diluncurkan, Plafonnya Capai Rp10 Miliar

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:30 WIB PENGAWASAN BEA CUKAI

Libur Natal dan Tahun Baru, Bea Cukai Perketat Pengawasan di Perairan

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:00 WIB CORETAX SYSTEM

Fitur Coretax yang Tersedia selama Praimplementasi Terbatas, Apa Saja?