PMK 41/2024

Pelaku Usaha Wajib Sampaikan Laporan Pemanfaatan Bibit dan Benih

Nora Galuh Candra Asmarani | Rabu, 10 Juli 2024 | 17:48 WIB
Pelaku Usaha Wajib Sampaikan Laporan Pemanfaatan Bibit dan Benih

Ilustrasi. Foto udara sejumlah petani menebar bibit padi dengan sistem tanam benih langsung (tabela) di Kecamatan Ranomeeto, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Sabtu (8/6/2024). ANTAOTO/Andry Denisah/YU/nym.

JAKARTA, DDTCNews - Pelaku usaha yang mendapat pembebasan bea masuk atas impor bibit dan benih wajib memanfaatkannya sesuai dengan tujuan. Selain itu, pelaku usaha tersebut juga wajib menyampaikan laporan pemanfaatan bibit dan benih.

Kewajiban itu diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 41/2024. Adapun PMK 41/2024 merupakan peraturan baru yang akan menggantikan PMK 105/2007. Apabila dibandingkan dengan PMK 105/2007, PMK 41/2024 kini turut mengatur soal pemanfaatan serta pelaporan bibit dan benih.

“Pelaku usaha wajib memanfaatkan bibit dan benih yang telah diberikan pembebasan bea masuk ... sesuai dengan tujuan pemberian pembebasan bea masuk,” bunyi Pasal 7 ayat (1) PMK 41/2024.

Baca Juga:
BI Sebut Penerapan PP 36/2023 Ikut Tingkatkan Cadangan Devisa 2024

Apabila pelaku usaha tidak memanfaatkan bibit dan benih tersebut sesuai dengan tujuan maka ada 2 konsekuensi yang menanti. Pertama, pelaku usaha harus membayar bea masuk yang terutang atas bibit dan benih. Kedua, pelaku usaha harus membayar sanksi administrasi.

Selanjutnya, pelaku usaha harus membuat laporan pemanfaatan bibit dan benih sesuai dengan contoh format dalam Lampiran huruf C PMK 41/2024. Nantinya, laporan tersebut disampaikan secara elektronik ke Portal Ditjen Bea dan Cukai melalui SINSW.

Pelaku usaha harus menyampaikan laporan tersebut setiap 6 bulan terhitung sejak tanggal pemberitahuan pabean sampai dengan terealisasinya tujuan untuk pengembangbiakan. Jika tidak menyampaikan laporan sesuai jangka waktu yang ditetapkan, pelaku usaha akan terkena sanksi.

Baca Juga:
Bukan 60%, Trump Siapkan Bea Masuk 10% Atas Barang Impor China

Sanksi tersebut berupa penundaan pelayanan pemberian pembebasan bea masuk berikutnya. Penundaan layanan itu akan berlangsung sampai pelaku usaha menyampaikan laporan pemanfaatan bibit dan benih.

Ketentuan pemanfaatan serta pelaporan bibit dan benih merupakan klausul baru yang belum tercantum dalam PMK 105/2007. Adapun PMK 41/2024 akan berlaku efektif pada 4 Agustus 2024. Berlakunya PMK 41/2024 sekaligus membuat PMK 105/2007 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 22 Januari 2025 | 18:00 WIB KEBIJAKAN PERDAGANGAN

BI Sebut Penerapan PP 36/2023 Ikut Tingkatkan Cadangan Devisa 2024

Rabu, 22 Januari 2025 | 14:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Bukan 60%, Trump Siapkan Bea Masuk 10% Atas Barang Impor China

Rabu, 22 Januari 2025 | 14:21 WIB KEBIJAKAN PERDAGANGAN

DHE SDA Wajib Parkir 100% di RI selama Setahun, Revisi PP 36 Disiapkan

Rabu, 22 Januari 2025 | 13:45 WIB LITERATUR PAJAK

Metode Pertukaran Informasi dalam Praktik Perpajakan Internasional

BERITA PILIHAN
Kamis, 23 Januari 2025 | 19:30 WIB DDTC TOWN HALL 2025

DDTC Town Hall: From Vision to Action, Empowering Tomorrow

Kamis, 23 Januari 2025 | 19:25 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemeriksaan Kesehatan Gratis Dilaksanakan Mulai Bulan Depan

Kamis, 23 Januari 2025 | 18:00 WIB TIPS PAJAK

Cara Ajukan Surat Keterangan PP 55/2022 di Coretax DJP

Kamis, 23 Januari 2025 | 17:45 WIB DDTC TOWN HALL

Town Hall 2025, DDTC Apresiasi dan Dukung Pengembangan Karier Pegawai

Kamis, 23 Januari 2025 | 17:00 WIB KABUPATEN SUKOHARJO

Tarif PBB-P2 Lahan Produksi Lebih Rendah, Bisa Dukung Ketahanan Pangan

Kamis, 23 Januari 2025 | 16:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Sederet Kondisi yang Bikin WP Tidak Kena Denda Telat Lapor SPT Masa

Kamis, 23 Januari 2025 | 15:40 WIB DDTC ACADEMY - EXCLUSIVE SEMINAR

Seminar DDTC Academy soal P2DK, Pemeriksaan, dan Bukper di Era Coretax