KABUPATEN BULELENG

Pajak Spa di Buleleng Turun Jadi 10 Persen, Karaoke Jadi 30 Persen

Muhamad Wildan | Selasa, 23 Januari 2024 | 18:15 WIB
Pajak Spa di Buleleng Turun Jadi 10 Persen, Karaoke Jadi 30 Persen

Ilustrasi. 

BULELENG, DDTCNews - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng resmi memberikan insentif pajak atas sektor-sektor jasa hiburan yang dibebani dengan tarif pajak barang dan jasa tertentu (PBJT) sebesar 40-75%.

Pj Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana mengatakan insentif PBJT atas jasa hiburan di diskotek, karaoke, kelab malam, bar, dan mandi uap/spa diberikan sesuai dengan Pasal 99 dan Pasal 101 PP 35/2023 untuk terus mendukung berlanjutnya pemulihan ekonomi.

"Pemulihan ekonomi khususnya dalam bidang pariwisata masih berlangsung dan menjadi dasar pemberian insentif fiskal," kata Ketut, Selasa (23/1/2024).

Baca Juga:
Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Pemkab Buleleng memutuskan untuk memberikan pengurangan pengenaan PBJT sebesar 25% dari surat pemberitahuan pajak daerah (SPTPD) yang dilaporkan oleh wajib pajak pelaku usaha diskotek, karaoke, kelab malam, dan bar. Bagi wajib pajak pelaku usaha spa, pengurangan PBJT diberikan sebesar 75%.

Dengan pengurangan tersebut, wajib pajak pelaku usaha diskotek, karaoke, bar, dan kelab malam hanya berkewajiban untuk membayar PBJT atas jasa hiburan dengan tarif sebesar 30%, sedangkan wajib pajak pelaku usaha spa diwajibkan membayar PBJT sebesar 10% saja.

"Nanti semuanya akan dituangkan dalam peraturan bupati," ujar Ketut seperti dilansir infopublik.id.

Baca Juga:
Pemeriksa dan Juru Sita Pajak Perlu Punya Keterampilan Sosial, Kenapa?

Ketut mengatakan pemberian insentif dilaksanakan sejalan dengan petunjuk yang tertuang dalam Surat Edaran Menteri Dalam Negeri (SE Mendagri) Nomor 900.1.13.1/403-SJ.

Untuk diketahui, Kemendagri melalui SE Mendagri Nomor 900.1.13.1/403/SJ mendorong kepala daerah untuk berkomunikasi dengan pelaku usaha terkait dengan pemberian insentif fiskal dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi, utamanya bagi pelaku usaha baru pulih dari dampak pandemi Covid-19.

"Berkenaan dengan hal tersebut di atas, maka dalam pelaksanaanya agar tidak terjadi penyalahgunaan kewenangan, tidak boleh terjadi transaksional dan menghindari adanya praktik kolusi, korupsi dan nepotisme," bunyi SE Mendagri Nomor 900.1.13.1/403/SJ. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 10:00 WIB KOTA PONTIANAK

Semarakkan HUT ke-253, Pemda Adakan Program Pemutihan Denda PBB-P2

Senin, 21 Oktober 2024 | 11:00 WIB KOTA BALIKPAPAN

Apresiasi Pembayar Pajak, Pemkot Beri Hadiah Sepeda Motor hingga Umrah

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN