AMERIKA SERIKAT

Pajak Soda Sebabkan Penjualan Minuman Berpemanis Turun 51%

Redaksi DDTCNews | Kamis, 16 Mei 2019 | 13:00 WIB
Pajak Soda Sebabkan Penjualan Minuman Berpemanis Turun 51%

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews – Pajak soda atau pajak gula telah membuat penjualan minuman berpemanis di Philadelphia mengalami penurunan hingga setengahnya.

Berdasarkan studi baru yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association, pengenaan pajak 1,5 sen per ons telah menaikkan harga minuman berpemanis dari 5,4 sen per ons menjadi 6,2 sen per ons untuk rata-rata kaleng soda.

“Tetapi perubahan kecil seperti itu memiliki efek yang cukup besar. Pajak atas minuman manis menurunkan penjualan soda tidak sehat dan minuman manis buatan lainnya,” demikian informasi dalam studi tersebut, seperti dikutip pada Kamis (16/5/2019).

Baca Juga:
Trump Langsung Kenakan Bea Masuk Impor dari Meksiko, Kanada, dan China

Menurut mereka, menaikkan pajak mungkin tidak selalu menjadi ide yang sangat popular. Namun, strategi ini sangat baik ketika dilatarbelakangi keinginan untuk mendorong pola hidup yang sehat. Hal ini karena gula menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, seperti kolesterol, penyakit hati berlemak, dan diabetes.

Tidak mengherankan jika para ilmuwan telah menyerukan perluasan pengenaan pajak yang bisa mencakup seluruh negara. Hal ini diharapkan mampu mengurangi konsumsi soda atau minuman berpemanis. Pajak soda dberlakukan pertama kali pada 2017. Philadelphia menjadi wilayah kedua di Amerika yang melakukannya.

Penjualan minuman manis di daerah yang terkena pajak tercatat mengalami penurunan 51%. Namun, di beberapa wilayah terdekat yang tidak memberlakukan pajak serupa justru mencatatkan peningkatan penjualan minuman bersoda atau berpemanis.

Baca Juga:
AS Bakal Kenakan Bea Masuk Tinggi dan Potong Pajak, Ini Kata BI

Dengan demikian, ada indikasi banyak orang yang melakukan perjalanan ke wilayah sekitar untuk mendapatkan minuman bersoda dengan harga yang lebih murah. Dengan memperhitungkan kondisi ini, jumlah penjualan minuman berpemanis secara keseluruhan turun 38%.

Natalie Muth, dokter anak dan ahli diet mengatakan kebijakan untuk mendorong pola hidup sehat memang harus dilakukan. Apalagi, penerapan pajak juga sudah terbukti mengurangi konsumsi minuman berpemanis, terutama untuk anak-anak dan remaja.

“Kami telah mencoba, dan gagal, untuk mengekang asupan minuman bergula melalui pendidikan dan pilihan individu saja,” katanya. (kaw)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Minggu, 01 Desember 2024 | 15:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Ancam BRICS dengan Bea Masuk 100 Persen, Ternyata Ini Sebabnya

Sabtu, 30 November 2024 | 09:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Langsung Kenakan Bea Masuk Impor dari Meksiko, Kanada, dan China

Jumat, 29 November 2024 | 19:15 WIB AMERIKA SERIKAT

Biden Harap Trump Batalkan Kebijakan Bea Masuknya

Rabu, 20 November 2024 | 17:45 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

AS Bakal Kenakan Bea Masuk Tinggi dan Potong Pajak, Ini Kata BI

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra