KEBIJAKAN FISKAL

Pajak Masih Jadi Pekerjaan Rumah Presiden Joko Widodo

Redaksi DDTCNews | Jumat, 05 Juli 2019 | 17:49 WIB
Pajak Masih Jadi Pekerjaan Rumah Presiden Joko Widodo

Anggota Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun.

JAKARTA, DDTCNews – Kinerja pajak masih menjadi pekerjaan rumah Presiden Joko Widodo di masa mendatang.

Anggota Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun mengatakan satu tantangan pemerintahan Presiden Joko Widodo adalah realisasi penerimaan pajak dari tahun ke tahun yang selalu meleset dari target. Menurutnya, kementerian di bidang perekonomian harus menanganinya dengan sungguh-sungguh.

“Ada permasalahan sangat serius terhadap penerimaan pajak kita. Dan ini [pajak] adalah national interest kita. Siapa yang akan menjaga national interest kita kalau bukan kita semua,” ujar Misbakhun dalam diskusi bertema ‘Plus Minus Paket Menteri Ekonomi di kabinet Jokowi’, seperti dikutip dari keterangan resminya, Jumat (5/7/2019).

Baca Juga:
Ini Alasan Pemerintah Tak Masukkan Target Cukai Plastik di APBN 2025

Menurutnya, pembenahan pajak harus dimulai dengan peningkatan tax ratio. Hanya saja, sambungnya, masih banyak versi penghitungan tax ratio. Namun, semua pihak mengakui angka tax ratio Indonesia masih rendah dan harus segera ditangani secara serius.

Hasil hitungannya dengan menggunakan nilai produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2018 mencapai Rp14.837,4 triliun dan realisasi penerimaan pajak senilai Rp1.315,9 triliun, tax ratio tercatat sekitar 8,8%.

Namun, jika merujuk angka total penerimaan perpajakan (pajak dan cukai) yang mencapai Rp 1.521,4 triliun, angka tax ratio tercatat sebesar 10,25%. Performa ini menunjukkan penerimaan pajak yang sudah terealisasi sejauh ini belum optimal.

Baca Juga:
Rancangan Awal RPJMN, Tax Ratio Ditarget 11,49-15,01 Persen di 2029

Lebih lanjut, Misbakhun mengatakan pertumbuhan ekonomi saja tidak bisa dijadikan patokan tentang meningkatnya kesejahteraan. Sebab, jika angka pertumbuhan ekonomi tinggi tetapi kesenjangan merajalela berarti tujuan menyejahterakan seluruh warga negara tidak terwujud.

"Pertumbuhan ekonomi yang tinggi harus dapat menyejahterakan masyarakat,” imbuhnya.

Untuk itu pula Misbakhun mengharapkan menteri yang berkaitan langsung dengan pajak pada kabinet mendatang benar-benar loyal dan memahami keinginan Presiden Joko Widodo. (kaw)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 10 Januari 2025 | 20:15 WIB KEBIJAKAN CUKAI

Ini Alasan Pemerintah Tak Masukkan Target Cukai Plastik di APBN 2025

Jumat, 10 Januari 2025 | 12:00 WIB RPJMN 2025-2029

Rancangan Awal RPJMN, Tax Ratio Ditarget 11,49-15,01 Persen di 2029

Kamis, 09 Januari 2025 | 18:30 WIB LAPORAN WORLD BANK

World Bank Kritik Pajak RI, Luhut: Kita Disamakan dengan Nigeria

BERITA PILIHAN
Sabtu, 11 Januari 2025 | 09:30 WIB PMK 132/2024

Jaga Keamanan Laut, Kemenkeu Atur Pembentukan Subpangkalan Operasi

Sabtu, 11 Januari 2025 | 09:00 WIB KERJA SAMA INTERNASIONAL

Tak Perlu Takut Ancaman Trump, DEN Beberkan Manfaatkan RI Gabung BRICS

Sabtu, 11 Januari 2025 | 08:45 WIB KEBIJAKAN CUKAI

Harga Eceran Rokok Naik Tapi Cukai Tak Naik, Downtrading Bisa Ditekan

Sabtu, 11 Januari 2025 | 08:00 WIB CORETAX SYSTEM

Validasi Foto pada Coretax Gagal Terus, Harus Bagaimana?

Jumat, 10 Januari 2025 | 20:35 WIB KEBIJAKAN CUKAI

Cukai Minuman Manis Paling Cepat Diterapkan di Semester II/2025

Jumat, 10 Januari 2025 | 20:15 WIB KEBIJAKAN CUKAI

Ini Alasan Pemerintah Tak Masukkan Target Cukai Plastik di APBN 2025

Jumat, 10 Januari 2025 | 17:30 WIB CORETAX SYSTEM

DJP Beberkan Jumlah WP yang Sudah Berhasil Bikin Faktur Lewat Coretax

Jumat, 10 Januari 2025 | 17:00 WIB KEMENTERIAN KEUANGAN

Tangani PNBP, Kemenkeu akan Bentuk Dua Direktorat Baru