SWISS

Negara Ini Justru Khawatir Jika Konsensus Global Pajak Digital Terjadi

Nora Galuh Candra Asmarani | Rabu, 06 November 2019 | 15:54 WIB
Negara Ini Justru Khawatir Jika Konsensus Global Pajak Digital Terjadi Ilustrasi.

BERN, DDTCNews – Presiden Swiss Ueli Maurer mengatakan reformasi pajak yang tengah dipimpin Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) menjadi ancaman bagi Swiss. Hal tersebut dapat menelan biaya hingga lebih dari 5 miliar franc Swiss (setara dengan Rp70,9 triliun)

Reformasi pajak usulan OECD yang dimaksud adalah ketentuan pajak korporasi terkait dengan raksasa multinasional, terutama yang bergerak di ranah digital. Apalagi, konsensus global terkait pemajakan digital ini ditargetkan tercapai pada 2020.

“Sudah pasti Swiss menghadapi kehilangan pendapatan pajak yang besar. Kami memperkirakan pendapatan yang hilang akan berada di antara 0,5 sampai dengan 5 miliar franc Swiss, tetapi bisa pula lebih dari itu,” kata Maurer, Selasa (5/11/2019).

Baca Juga:
Langganan Platform Streaming Musik, Kena PPN atau Pajak Hiburan?

Adapun di bawah rencana perombakan peraturan yang diluncurkan bulan lalu oleh OECD, negara-negara dapat mengejar pajak perusahaan multinasional, seperti Google, Apple, Facebook, dan Amazon yang melakukan bisnis di negara mereka.

Saat ini, rencana tersebut masih dalam tahap penyusunan dengan melibatkan banyak pihak agar dapat mencapai kesepakatan global yang sesuai. OECD berharap konsensus global bisa menjadi garis besar kesepakatan untuk 134 negara yang telah bergabung untuk reformasi

Namun, Maurer berujar rencana itu dapat membebani dan menimbulkan ancaman bagi Swiss. Hal ini lantaran Swiss merupakan negara yang memiliki kondisi politik yang stabil dan tarif pajak rendah sehingga menarik ribuan perusahaan multinasional.

Baca Juga:
Meninjau Aspek Keadilan dari Konsensus Pajak Minimum Global

Meskipun demikian, negara ini sebenarnya telah melakukan perombakan regulasi pajak yang membuat daya tariknya turun.

Lebih lanjut, Maurer mengatakan upaya internasional oleh negara besar untuk menyelaraskan tarif pajak tidak hanya mengkhawatirkan bagi Swiss, tetapi juga negara lain di Eropa seperti Luksemburg, Irlandia, dan Swedia.

“Rencana itu mungkin tidak dapat dibendung lagi sehingga kami bersama dengan negara yang memiliki pandangan serupa berusaha untuk membatasi dampak yang timbul,” ujar Maurer, seperti dilansir Reuters.

Baca Juga:
Penerapan Pilar 1 Amount A Butuh Aturan yang Berkepastian Hukum Tinggi

Sementara itu, berbeda dengan Swiss, terdapat beberapa negara yang justru secara getol mengupayakan terealisasinya rencana tersebut. Negara itu diantaranya adalah Prancis, Inggris. Bahkan, Prancis dan Inggris telah mempunyai aksi unilateral.

Di sisi lain, Wakil Presiden Komisi Eropa Margrethe Vestager juga menegaskan akan terus maju dengan rencana pajaknya sendiri jika OECD gagal mencapai kesepakatan sebelum Januari 2021. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 18 Oktober 2024 | 15:30 WIB SERBA-SERBI PAJAK

Langganan Platform Streaming Musik, Kena PPN atau Pajak Hiburan?

Rabu, 16 Oktober 2024 | 13:20 WIB BUKU PAJAK

Meninjau Aspek Keadilan dari Konsensus Pajak Minimum Global

Rabu, 09 Oktober 2024 | 16:17 WIB KONSENSUS PAJAK GLOBAL

Penerapan Pilar 1 Amount A Butuh Aturan yang Berkepastian Hukum Tinggi

Rabu, 09 Oktober 2024 | 13:45 WIB LITERATUR PAJAK

Menginterpretasikan Laba Usaha dalam P3B (Tax Treaty), Baca Buku Ini

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN