KERJA SAMA EKONOMI

Jokowi-Xi Jinping Sepakati 5 Kerja Sama, Salah Satunya Ekonomi Digital

Redaksi DDTCNews | Kamis, 17 November 2022 | 10:19 WIB
Jokowi-Xi Jinping Sepakati 5 Kerja Sama, Salah Satunya Ekonomi Digital

Presiden Joko Widodo (kanan) menyambut kedatangan Presiden China Xi Jinping (kiri) sebelum melakukan pertemuan bilateral di Nusa Dua, Bali, Rabu (16/11/2022). ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Akbar Nugroho Gumay/wsj.

NUSA DUA, DDTCNews - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden China Xi Jinping melakukan pertemuan bilateral seusai penutupan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Bali. Hasilnya, ada 5 dokumen kerja sama yang ditandatangani oleh kedua negara.

Kelima dokumen tersebut antara lain, rencana aksi promosi bersama dalam kerangka kerja poros maritim dan belt and road initiative; MoU pembangunan konservasi, riset, dan inovasi tanaman obat; MoU pelatihan kejuruan sektor industri; MoU peningkatan kerja sama ekonomi digital; serta persetujuan pendalaman kerja sama ekonomi dan perdagangan.

"Mengenai progres kerja sama yang lain-lainnya tadi sudah kami sampaikan kepada Presiden Xi," kata Jokowi, dikutip Kamis (17/11/2022).

Baca Juga:
Diperpanjang hingga 2030, Lahan Pertanian di Negara Ini Bebas Pajak

Jokowi dan Xi juga sempat menyaksikan secara langsung uji coba operasi kereta cepat Jakarta-Bandung. Jokowi menyampaikan, kereta cepat yang dibangun dengan dukungan China ini bisa beroperasi Juni 2023.

Selain kereta cepat, kedua pemimpin juga membahas mengenai progres kerja sama di bidang lainnya. Salah satunya mengenai kerja sama di bidang kesehatan dan pengembangan vaksin Covid-19.

"Di awal Oktober yang lalu, saya telah meresmikan pabrik vaksin Covid-19 berbasis mRNA pertama di Asia Tenggara, milik PT Etana Biotechnologies," ujarnya.

Baca Juga:
Soal Daya Saing RI saat Tarif PPN Jadi 12 Persen, Ini Kata Kepala BKF

Sementara itu, Presiden Xi Jinping menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan rangkaian pertemuan G-20 di bawah presidensi Indonesia yang dapat mendorong pemulihan ekonomi global. Xi juga menegaskan hubungan istimewa antara China dan Indonesia, terbukti dari dipilihnya Indonesia sebagai negara pertama yang dikunjunginya selepas dirinya kembali terpilih sebagai presiden.

"Ini membuktikan posisi penting hubungan China-Indonesia dalam kebijakan luar negeri masing-masing," kata Xi.

Xi Jinping juga memastikan dirinya bersedia melanjutkan komunikasi secara strategis untuk mendiskusikan perkembangan bilateral kedua negara ke depan.

"Juga merancang cetak biru pembangunan komunitas senasib sepenanggungan China-Indonesia. Diharapkan China dan Indonesia bisa bergandengan tengan dan mempromosikan misi umat manusia demi perdamaian dan pembangunan," kata Xi. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Minggu, 22 Desember 2024 | 08:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Soal Daya Saing RI saat Tarif PPN Jadi 12 Persen, Ini Kata Kepala BKF

Sabtu, 21 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN INVESTASI

Tumbuhkan Ekonomi 8 Persen, RI Butuh Investasi Rp13.000 Triliun

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra