JAKARTA, DDTCNews – Evaluasi berkelanjutan terhadap pemberian insentif menjadi aspek yang krusial untuk dilakukan.
Hal ini disampaikan Partner DDTC Fiscal Research B. Bawono Kristiaji saat menjadi narasumber dalam Market Review yang disiarkan oleh IDX Channel. Tepat atau tidaknya pemberian insentif akan terlihat jelas dari hasil evaluasi berkelanjutan tersebut.
“Evaluasi harus berkelanjutan. Sejauh mana mendorong suatu sektor meningkat. Jangan sampai insentif terus diberikan tapi tidak ada investasi di sektor itu,” katanya.
Langkah ini semakin penting mengingat efek dari pemberian insentif ke fiskal juga tidak sedikit. Dalam laporan tax expenditure 2016—2017, belanja perpajakan mencapai Rp143,6 triliun. Semakin banyaknya insentif yang digelontorkan saat ini pada akhirnya akan mengerek naik belanja perpajakan.
Pemberian insentif berupa relaksasi kebijakan – termasuk tarif – menjadi langkah yang cukup baik di tengah perekonomian global melambat. Namun, dia meminta agar Ditjen Pajak juga tidak melupakan aspek-aspek lain, terutama dari sisi administrasi.
Dalam upaya menarik investasi, sambung Bawono, pajak hanya menjadi salah satu aspek yang dilihat calon penanam modal. Dengan demikian, pemberian insentif yang banyak tidak akan efektif menarik investasi jika beberapa aspek lain, seperti infrastruktur dan ketenagakerjaan, masih bermasalah. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.