Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
JAKARTA, DDTCNews – Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) merilis asesmen kondisi keuangan nasional pada kuartal IV/2019. Beberapa catatan diberikan terkait dinamika yang berkembang di penghujung 2019.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan rapat KSSK pada Senin (20/1/2020) menyimpulkan kondisi sistem keuangan pada kuartal terakhir tahun lalu tetap tekendali. Stabilitas yang terjaga tersebut diwarnai dengan dinamika yang terjadi baik secara global dan juga domestik.
“Stabilitas sistem keuangan yang tetap terkendali ini berlangsung di tengah ketidakpastian ekonomi global dan sorotan masyarakat kepada beberapa lembaga jasa keuangan,” katanya di Gedung Djuanda Kemenkeu, Rabu (22/1/2020).
Sri Mulyani menyampaikan dari sisi global, terdapat beberapa perkembangan positif. Salah satu perkembangan itu adalah mulai meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Arah keluarnya Inggris dari Uni Eropa yang mulai jelas juga menjadi angin segar.
Dari sisi kebijakan fiskal, Sri Mulyani menuturkan pemerintah telah menjalankan APBN 2019 dengan capaian defisit sebesar 2,2% terhadap PDB. Dengan capaian tersebut, menurutnya, pemerintah berhasil menjaga rasio utang dalam batas aman.
Selain itu, APBN 2019 juga menjadi instrumen pemerintah dalam mengakselerasi perekonomian. Deretan insentif telah diberikan untuk menstimulus dunia usaha untuk terus berekspansi di tengah gejolak perekonomian global.
Insentif perpajakan menjadi andalah otoritas fiskal dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. Fasilitas fiskal seperti restitusi dipercepat menjadi salah satu contoh yang diangkat Sri Mulyani sebagai bentuk komitmen pemerintah menjaga dunia usaha tetap bertumbuh.
"APBN sebagai sebagai alat untuk tingkatkan kegiatan investasi dan dunia usaha. Kami sudah berikan fasilitas perpajakan dengan percepatan restitusi sebagai bentuk kebijakan fiskal untuk jaga stabilitas dan pertahankan pertumbuhan ekonomi,” paparnya.
Sementara itu, dari sisi kebijakan moneter, Bank Indonesia (BI) terus memperkuat bauran kebijakan. Kebijakan moneter akomodatif tetap dipertahankan, konsisten dengan perkiraan inflasi yang terkendali pada tahun lalu. Selanjutnya, KSSK akan kembali melakukan rapat pada April 2020 untuk menilai kondisi keuangan nasional pada kuartal I/2020. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.