PERCEPATAN DWELLING TIME

Ini Aturan Baru yang Dirilis Kemendag

Redaksi DDTCNews | Selasa, 13 September 2016 | 14:45 WIB
Ini Aturan Baru yang Dirilis Kemendag

JAKARTA, DDTCNews – Kementerian Perdagangan telah menerbitkan sejumlah peraturan fasilitasi perdagangan guna mempercepat masa tunggu kontainer di pelabuhan (dwelling time) seperti yang diinstruksikan Presiden Joko Widodo.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo menginginkan Kementerian Perdagangan untuk terus berusaha mendukung peringkat kemudahan usaha atau ease of doing busines (EoDB) selalu berada di peringkat teratas, target minimalnya yaitu peringkat teratas dengan negara tetangga.

Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag Dodi Edward mengatakan sebelumnya sudah ada beberapa upaya dari Kemendag untuk mendukung EoDB Indonesia, salah satunya yaitu melalui Peraturan Menteri Perdagangan nomor 48/M-DAG/PER/7/2015.

Baca Juga:
Kinerja Dwelling Time dalam 1 Dekade Terakhir

“Permendag 48/2015 itu berisi mengenai Ketentuan Umum bidang impor yang diharapkan mampu mengurangi dwelling time yang kerap terjadi di pabean. Sehingga, pelaku usaha diharuskan memiliki perizinan terlebih dulu sebelum masuk ke pabean,” ujarnya di Jakarta, pekan lalu (8/9)

Ia menambahkan, perizinan tersebut akan berlaku sebagai syarat utama yang harus dimiliki oleh pelaku usaha. Bahkan ada upaya lain yang dilakukan oleh Kemendag yaitu dengan melakukan deregulasi dan debirokratisasi perizinan.

Deregulasi dan debirokratisasi yaitu meliputi penerbitan API, penghapusan syarat hubungan istimewa dan BAP kabupaten atau Kota, serta penghapusan perizinan IT dan IP untuk beberapa komoditi seperti holtikultura produk kehutanan.

Baca Juga:
Efisiensi Logistik, Pemerintah Kombinaskan INSW dan NLE

Selain itu, Kemendag juga telah menerbitkan perizinan dengan sistem tanda tangan elektrik yang telah diberlakukan sejak 1 Februari 2016. Hal ini berdasarkan dengan Permendag Nomor 123/M-DAG/PER/12/2015 yang berlaku untuk tujuh jenis perizinan ekspor dan impor.

Pada tahun 2016, peringkat EoDB Indonesia berada pada peringkat 109 dari 189 negara. Peringkat tersebut membuktikan bahwa EoDB Indonesia masih perlu diperbaiki untuk mempercepat peningkatan peringkat Indonesia.

Jika dibandingkan dengan negara lainnya, posisi Indonesia berada jauh di bawah negara ASEAN lain seperti Singapura dengan peringkat 1, Malaysia dengan 18, Thailand dengan 49, Filipina dengan 103. Sedangkan, peringkat Indonesia lebih baik dibandingkan India dengan peringkat 130 dan Laos dengan peringkat 134. (Bsi)


Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS LOGISTIK

Kinerja Dwelling Time dalam 1 Dekade Terakhir

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Efisiensi Logistik, Pemerintah Kombinaskan INSW dan NLE

Minggu, 11 Agustus 2024 | 09:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Begini Strategi Pemerintah Turunkan Dwelling Time Jadi 2,9 Hari

Senin, 01 Juli 2024 | 12:30 WIB TARIF BEA KELUAR CPO

Harga CPO Menguat, Tarif Bea Keluarnya Naik Jadi US$33 per Ton

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja