RUSIA

Hadapi Pajak Karbon Uni Eropa, Eksportir Perlu Dukungan Negara

Redaksi DDTCNews | Kamis, 27 Agustus 2020 | 10:09 WIB
Hadapi Pajak Karbon Uni Eropa, Eksportir Perlu Dukungan Negara

Ilustrasi. (DDTCNews)

MOSCOW, DDTCNews—Pemerintah Rusia berencana memberikan dukungan kepada perusahaan domestik apabila Uni Eropa merealisasikan pajak karbon lintas negara pada 2025 mendatang.

Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev mengatakan pajak karbon akan berdampak besar kepada kegiatan ekspor Rusia ke pasar tunggal Eropa. Untuk itu, dukungan negara atau state aid dibutuhkan untuk membantu eksportir.

“Ada kebutuhan untuk memikirkan bagaimana mendukung industri dan cabang produksi yang rentan jika keputusan seperti itu (pajak karbon) diberlakukan,” katanya dikutip Kamis (27/8/2020).

Baca Juga:
Demi Industri Pionir, Periode Tax Holiday Dipastikan akan Diperpanjang

Medvedev menjelaskan kegiatan usaha seperti industri dasar, metalurgi besi, industri kimia dan energi seperti migas menjadi sektor usaha yang paling pertama merasakan kenaikan biaya pajak karbon ketika memasuki pasar Eropa.

Oleh karena itu, Pemerintah Rusia perlu membuka saluran komunikasi dengan mengadakan pertemuan bilateral dengan Uni Eropa terkait dengan penerapan pajak karbon. Hal ini penting karena pasar tunggal Eropa merupakan salah satu tumpuan ekspor Rusia.

“Uni Eropa perlu melihat pengaturan internasional terkait dengan perubahan iklim sebelum mengimplementasikan pajak karbon lintas negara,” tuturnya.

Baca Juga:
Mendorong Penerapan Paket Kebijakan Pajak Hijau

Menurut Medvedev, pajak karbon bakal menambah beban pajak hingga miliaran euro. Kalkulasi ini menjadi tanda peringatan bagi pemerintah mengingat pendapatan pelaku usaha akan menurun drastis dan berujung menggerus penerimaan negara.

Dia menilai pajak karbon Uni Eropa merupakan bentuk proteksionisme tersembunyi dengan alasan melindungi lingkungan. Selain itu, pajak karbon juga membuat daya saing produk Uni Eropa lebih tinggi ketimbang kawasan lainnya.

"Pajak Karbon Uni Eropa adalah proteksionisme tersembunyi dengan dalih yang masuk akal. Selanjutnya tak menutup kemungkinan akan mencegah akses barang Rusia ke pasar Eropa," ujarnya seperti dilansir Tasscom.

Baca Juga:
Sumber Pajak Baru Kunci Pemenuhan Janji Pemerintah Baru

Pajak karbon merupakan instrumen fiskal baru Uni Eropa yang mendorong percepatan transisi ekonomi dan kehidupan masyarakat agar lebih ramah lingkungan. Transisi tersebut ditargetkan rampung pada 2050 dengan emisi karbon 0%.

Skema pajak karbon dipungut secara langsung dan tidak langsung mulai dari proses produksi hingga konsumen akhir di Uni Eropa. Dasar pengenaan pajak (DPP) dihitung dari emisi yang dihasilkan saat tingkat produksi dilakukan di negara asal. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Minggu, 20 Oktober 2024 | 14:00 WIB HONG KONG

Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN