PROVINSI BALI

Guna Validasi Data, Tarif Progresif PKB Diterapkan

Awwaliatul Mukarromah | Senin, 10 Oktober 2016 | 08:01 WIB
Guna Validasi Data, Tarif Progresif PKB Diterapkan

BALI, DDTCNews – Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Bali I Made Santha mengatakan Pemprov setempat memberlakukan tarif pajak progresif untuk kendaraan bermotor, sebagai salah satu upaya memvalidasi data kepemilikan kendaraan di daerah itu.

"Dengan pemberlakuan pajak progresif ini, tidak saja berbicara perubahan tarif yang dikenakan, sekaligus kami melakukan validasi data," kata Santha, di Denpasar, Minggu (9/10).

Menurut dia, ketika data jumlah kendaraan yang dimiliki sudah valid, tentu pihaknya bisa menghitung prediksi pendapatan riil daerah yang akan diperoleh.

Baca Juga:
Demi Kejar Pajak, Dinas ESDM Petakan Ulang Sumur Air Tanah di Daerah

Selama ini data jumlah kendaraan bermotor yang dimiliki sebanyak 3,5 juta unit. Tetapi rata-rata setiap tahun wajib pajak yang membayar pajak kendaraan bermotor berkisar 2,5 juta.

Dia menambahkan, pemberlakuan pajak progresif kendaraan bermotor di Bali mulai 3 Oktober 2016, bertepatan dengan diundangkannya Peraturan Provinsi Bali No 8 Tahun 2016 yang merupakan revisi atas Perda No 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah.

"Kami juga membentuk posko tentang pemberlakuan Perda No 8/2016. Di posko itu, setiap hari kami pantau perkembangannya, kami bandingkan dengan periode yang sama pada minggu sebelumnya dan hasilnya cukup menggembirakan," ucapnya.

Baca Juga:
Kini Ada Opsen, Medan Mulai Aktif Tagih Pajak Kendaraan Bermotor

Santha mengemukakan, pada hari pertama pemberlakuan pajak progresif, wajib pajak yang melunasi kewajibannya sebanyak 48%, hari kedua naik menjadi 77%, hari ketiga 92 % dan hari keempat 97%.

"Jadi, pemberlakuan pajak ini tidak ada persoalan sama sekali, apalagi kami sudah melakukan antisipasi jauh-jauh hari sebelumnya. Data sudah kami input lima bulan lalu, termasuk penyiapan aplikasinya," ujarnya sebagaimana dilansir dari Skalanews.com.

Adapun ketentuan tarif kendaraan bermotor roda dua dan roda tiga fungsi pribadi di bawah 250 cc yakni kepemilikan pertama 1,5%, kedua 2%, ketiga 2,5%, keempat 3% dan kepemilikan kelima dan seterusnya 3,5%.

Baca Juga:
Dedi Mulyadi Ingin Pakai 100% Pajak Kendaraan untuk Pembangunan Jalan

Sedangkan tarif kepemilikan kendaraan bermotor roda dua dan roda tiga fungsi pribadi untuk 250 cc ke atas adalah kepemilikan pertama 1,75%, kepemilikan kedua 3,5%, ketiga 4,5%, keempat 5%, serta kepemilikan kelima dan seterusnya sebesar 7,5%.

Tarif kendaraan bermotor roda empat atau lebih untuk fungsi pribadi yakni kepemilikan pertama sebesar 1,75%,, kedua 3%, ketiga 4,5%, keempat 5%, serta kepemilikan kelima dan seterusnya sebesar 7,5%.

Kepemilikan kendaraan bermotor tersebut didasarkan atas nama dan alamat yang sama, sesuai dengan identitas diri yang ditunjukkan dengan kartu tanda penduduk (KTP). (Amu)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 31 Januari 2025 | 14:30 WIB PROVINSI JAWA BARAT

Demi Kejar Pajak, Dinas ESDM Petakan Ulang Sumur Air Tanah di Daerah

Jumat, 31 Januari 2025 | 08:30 WIB KOTA MEDAN

Kini Ada Opsen, Medan Mulai Aktif Tagih Pajak Kendaraan Bermotor

Kamis, 30 Januari 2025 | 16:00 WIB PROVINSI JAWA BARAT

Dedi Mulyadi Ingin Pakai 100% Pajak Kendaraan untuk Pembangunan Jalan

Kamis, 30 Januari 2025 | 11:11 WIB INFOGRAFIS PAJAK

9 Jenis Pajak Daerah yang Dipungut Pemkot Tarakan beserta Tarifnya

BERITA PILIHAN
Jumat, 31 Januari 2025 | 19:30 WIB KONSULTASI PAJAK    

DJP Bisa Tentukan Nilai Harta Berwujud, Ini yang Perlu Diperhatikan

Jumat, 31 Januari 2025 | 19:00 WIB PMK 136/2024

Pajak Minimum Global Bagi WP CbCR Bisa Dinolkan, Begini Kriterianya

Jumat, 31 Januari 2025 | 17:15 WIB DDTC ACADEMY - INTENSIVE COURSE

Wah, Transaksi Intragrup Naik! Perlu Paham Transfer Pricing

Jumat, 31 Januari 2025 | 16:11 WIB CORETAX SYSTEM

Bermunculan Surat Teguran yang Tak Sesuai di Coretax? Jangan Khawatir!

Jumat, 31 Januari 2025 | 15:47 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Banyak Tantangan, Insentif Fiskal Jadi Andalan untuk Jaga Pertumbuhan

Jumat, 31 Januari 2025 | 15:31 WIB KEBIJAKAN PAJAK

WP Tax Holiday Terdampak Pajak Minimum Global, PPh Badan Turun Lagi?

Jumat, 31 Januari 2025 | 15:11 WIB KEBIJAKAN INVESTASI

Supertax Deduction Kurang Laku, Ternyata Banyak Investor Tak Tahu

Jumat, 31 Januari 2025 | 14:30 WIB PROVINSI JAWA BARAT

Demi Kejar Pajak, Dinas ESDM Petakan Ulang Sumur Air Tanah di Daerah

Jumat, 31 Januari 2025 | 13:45 WIB PAJAK MINIMUM GLOBAL

Ada Pajak Minimum Global, RI Cari Cara Biar Insentif KEK Tetap Menarik

Jumat, 31 Januari 2025 | 13:25 WIB TAX CENTER UNIVERSITAS ADVENT SURYA NUSANTARA

Gratis untuk Umum! Sosialisasi Soal Coretax, PPN 12%, dan SAK EMKM-EP