UU CIPTA KERJA

Gugatan terhadap UU Cipta Kerja Terus Bertambah

Muhamad Wildan | Selasa, 10 November 2020 | 17:34 WIB
Gugatan terhadap UU Cipta Kerja Terus Bertambah

Gedung Mahkamah Konstitusi di Jakarta. (Foto: Antara)

JAKARTA, DDTCNews - Jumlah gugatan terhadap UU No. 11/2020 tentang Cipta Kerja di Mahkamah Konstitusi (MK) terus bertambah. Berdasarkan daftar pengajuan permohonan perkara pada laman mkri.id, jumlah permohonan pengujian formil dan materiil sudah mencapai 6 permohonan.

Terbaru, pemohon bernama Elly Rosita Silaban selaku Presiden Dewan Eksekutif Nasional Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (DEN KSBSI) tercatat mengajukan permohonan pengujian formil dan materiil atas UU sapu jagat tersebut.

Dalam surat permohonannya, DEN KSBSI menuding pemerintah sama sekali tidak melibatkan unsur atau partisipasi pekerja dalam perumusan UU Cipta Kerja.

Baca Juga:
Apa Bedanya UMP, UMK, UMSP, dan UMSK dalam Penetapan Upah Minimum?

"Satuan tugas bersama yang dibentuk Kemeko Perekonomian itu berjumlah 137 orang, seluruhnya berasal dari unsur pemerintah dan pengusaha, tidak seorangpun berasal dari unsur pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh," tulis DEN KSBSI dalam suratnya, dikutip Selasa (10/11/2020).

Sejak terbitnya keputusan pembentukan satuan tugas tersebut, stakeholder dari pekerja baik DEN KSBSI dan 10 federasi yang terafiliasi DEN KSBSI sudah mengajukan keberatan atas tidak adanya unsur pekerja dalam satuan tugas tersebut.

"Walaupun telah diprotes, pemerintah tetap tidak memasukkan unsur pekerja dalam satuan tugas. Artinya pemerintah tidak bersedia melibatkan pekerja/buruh dan/atau pengurus serikat pekerja/serikat buruh dalam pembahasan RUU Cipta Kerja," tulis DEN KSBSI dalam suratnya.

Baca Juga:
Uji Materiil soal Gugatan Pajak, Hakim MK Minta Permohonan Diperinci

Pada sisi lain, DEN KSBSI mengakui telah diundang oleh Kementerian Koordinator Perekonomian hingga Kementerian Ketenagakerjaan untuk membahas UU Cipta Kerja.

Namun, DEN KSBSI menyatakan unsur pemerintah hanya memaparkan isu-isu besar tentang jumlah pengangguran dan urgensi peningkatan investasi, bukan pasal terkait dengan ketenagakerjaan yang akan diubah melalui UU Cipta Kerja.

"Para pimpinan serikat pekerja/serikat buruh dalam setiap pertemuan selalu meminta dan mendesak pemerintah supaya yang dibahas adalah pasal per pasal dan ayat per ayat isi RUU Cipta Kerja, tapi pemerintah tak bergeming," tulis DEN KSBSI.

Baca Juga:
Pemerintah Siapkan Bantuan bagi Perusahaan yang Tak Mampu Bayar UMP

Berdasarkan fakta-fakta tersebut, DEN KSBSI meminta kepada MK untuk menguji secara formil pembentukan UU No. 11/2020 tentang Cipta Kerja terutama pada Bab IV tentang Ketenagakerjaan.

Dalam pengujian formil, DEN KSBSI memohon kepada MK untuk mengabulkan permohonan pengujian formil dari pemohon dan menyatakan UU No. 11/2020 tentang Cipta Kerja khususnya Bab IV tidak memenuhi ketentuan undang-undang serta tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat. (Bsi)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 24 Desember 2024 | 11:30 WIB MAHKAMAH KONSTITUSI

Banyak Sengketa Pilkada, Uji Materiil UU KUP-Pengadilan Pajak Tertunda

Jumat, 20 Desember 2024 | 18:33 WIB MAHKAMAH KONSTITUSI

Uji Materiil Pengurangan, Pembatalan, Gugatan Pajak Lanjut Pekan Depan

Jumat, 13 Desember 2024 | 14:00 WIB KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN

Apa Bedanya UMP, UMK, UMSP, dan UMSK dalam Penetapan Upah Minimum?

Senin, 09 Desember 2024 | 17:00 WIB UJI MATERIIL

Uji Materiil soal Gugatan Pajak, Hakim MK Minta Permohonan Diperinci

BERITA PILIHAN
Kamis, 26 Desember 2024 | 14:30 WIB KPP PRATAMA BENGKULU SATU

Mobil Rp200 Juta Disita KPP, Bakal Dilelang Kalau Utang Tak Dilunasi

Kamis, 26 Desember 2024 | 14:00 WIB KILAS BALIK 2024

Februari 2024: Wajib Pajak Bereaksi karena Potongan PPh 21 Lebih Besar

Kamis, 26 Desember 2024 | 13:30 WIB CORETAX SYSTEM

Jelang Coretax Diterapkan, PKP Bakal Perlu Bikin Sertel Baru

Kamis, 26 Desember 2024 | 13:00 WIB PROVINSI JAWA TIMUR

Opsen Berlaku 2025, Pemprov Turunkan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan

Kamis, 26 Desember 2024 | 12:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

PKP Risiko Rendah Diterbitkan SKPKB, Kena Sanksi Kenaikan atau Bunga?

Kamis, 26 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK DAERAH

9 Jenis Pajak Daerah Terbaru yang Ditetapkan Pemkot Sibolga

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:30 WIB KILAS BALIK 2024

Januari 2024: Ketentuan Tarif Efektif PPh Pasal 21 Mulai Berlaku

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kredit Investasi Padat Karya Diluncurkan, Plafonnya Capai Rp10 Miliar

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:30 WIB PENGAWASAN BEA CUKAI

Libur Natal dan Tahun Baru, Bea Cukai Perketat Pengawasan di Perairan

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:00 WIB CORETAX SYSTEM

Fitur Coretax yang Tersedia selama Praimplementasi Terbatas, Apa Saja?