INGGRIS

Google Sebut Aksi Unilateral Soal Pajak Digital Bukan Solusi

Redaksi DDTCNews | Rabu, 02 Oktober 2019 | 11:08 WIB
Google Sebut Aksi Unilateral Soal Pajak Digital Bukan Solusi

Ilustrasi.

LONDON, DDTCNews – Kepala Eksekutif Google Sundar Pichai menyebut rencana Pemerintah Inggris mengenakan pajak terhadap perusahaan raksasa digital akan gagal.

Pichai mengatakan tiap negara tidak dapat bertindak sendiri untuk mengekang perusahaan digital. Selain itu, menurutnya, tindakan sepihak (unilateral) tidak akan berkelanjutan. Dia percaya hanya pendekatan multilateral dari OECD yang bisa menjadi solusinya.

“Jika ada tindakan sepihak, saya rasa itu tidak berkelanjutan. Kami sangat percaya pendekatan multilateral dari OECD adalah solusinya,” kata Pichai.

Baca Juga:
DJP Tunjuk 13 Perusahaan Asing sebagai Pemungut PPN PMSE

Pernyataan Pichai ini sekaligus untuk membalas kritik yang selama ini dilayangkan terhadap raksasa digital. Pasalnya, mereka sering dituding meminimalisasi pajak di seluruh dunia. Selain itu, dia secara tegas mendukung kerangka kerja global di semua sektor, tidak hanya teknologi.

Saat ini, OECD tengah membahas rencana untuk mengenakan pajak secara adil kepada raksasa digital. Namun, lambannya kemajuan yang dicapai oleh OECD membuat beberapa negara merasa frustasi hingga mengambil tindakan sepihak.

Inggris dan Prancis telah menyusun rencana pajak layanan digitalnya sendiri. Selain itu, Wakil Presiden Komisi Eropa Margrethe Vestager juga menegaskan akan terus maju dengan rencana pajaknya sendiri jika OECD gagal mencapai kesepakatan sebelum Januari 2021.

Baca Juga:
Bukan Warga Uni Eropa, Rumah yang Dibeli di Negara Ini Kena Pajak 100%

Namun, menurut Pichai, persoalan pemajakan ekonomi digital merupakan masalah perdagangan multilateral yang harus diselesaikan dan dipandu secara multinasional. Oleh kerana itu dibutuhkan kerangka kerja global.

“Jika OECD mencapai kerangka kerja baru dan itu konsisten untuk semua pihak, kami dengan senang hati akan mematuhi. Itulah peran kami sebagai perusahaan, berpartisipasi dalam masyarakat,” ujarnya, seperti dilansir afr.com.

Tahun lalu, tagihan pajak Google di Inggris naik menjadi 67 juta pound sterling (setara Rp1,1 triliun) setelah mengalami kenaikan laba senilai 45 juta pound sterling. (setara Rp778,3 miliar). Selain itu, perusahaan ini juga mempekerjakan lebih dari 4.000 orang di Inggris. Namun, Google secara konsisten dikritik karena dianggap tidak membayar pajak yang cukup. (kaw)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 20 Januari 2025 | 18:00 WIB PENERIMAAN PAJAK

DJP Tunjuk 13 Perusahaan Asing sebagai Pemungut PPN PMSE

Jumat, 03 Januari 2025 | 08:47 WIB PMK 81/2024

Catat! PMK 81/2024 Ubah Aturan Mata Uang dalam Penyetoran PPN PMSE

BERITA PILIHAN
Rabu, 05 Februari 2025 | 19:30 WIB BEA CUKAI PURWOKERTO

DJBC Cegat Mobil Penumpang di Banyumas, Angkut 280.000 Rokok Ilegal

Rabu, 05 Februari 2025 | 19:00 WIB CORETAX SYSTEM

Bukti Potong Dibuat Pakai NPWP Sementara, Perhatikan Konsekuensinya

Rabu, 05 Februari 2025 | 18:30 WIB PMK 136/2024

Definisi Pajak Tercakup Menurut Ketentuan Pajak Minimum Global

Rabu, 05 Februari 2025 | 18:17 WIB KAMUS PAJAK

Apa Itu Pajak Minimum Global? (Update PMK 136/2024)

Rabu, 05 Februari 2025 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pengecer Boleh Jualan Lagi, UMKM Dijamin Tetap Dapat Pasokan Elpiji

Rabu, 05 Februari 2025 | 14:11 WIB KONSULTASI CORETAX

Kendala NIK Tidak Valid di Coretax DJP, Bagaimana Cara Mengatasinya?

Rabu, 05 Februari 2025 | 14:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Tunda Bea Masuk 25 Persen untuk Produk Asal Kanada dan Meksiko