Foto udara area persawahan yang mengering akibat kemarau di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Selasa (19/9/2023). Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Sulawesi Selatan mencatat sebanyak 153 hektare area pertanian di Sulsel mengalami puso akibat kemarau yang diperparah oleh fenomena El Nino. ANTARA FOTO/Arnas Padda/aww.
JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) meyakini laju inflasi akan tetap pada kisaran 3,05%-3,1% pada tahun ini meski dihadapkan pada ancaman kekeringan akibat fenomena El Nino belakangan ini.
Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Abdurohman mengatakan El Nino memiliki dampak terhadap kenaikan harga pada komoditas beras. Namun, ia meyakini inflasi akan tetap terjaga sejalan dengan upaya pemerintah menstabilisasi harga.
"Dengan stok beras serta efektivitas sinergi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan Bank Indonesia dalam TPIP dan TPID, saya kira akan mampu menekan tekanan inflasi dari sisi makanan," katanya, Senin (25/9/2023).
Selama ini, lanjut Abdurohman, pemerintah menetapkan target inflasi secara moderat. Di sisi lain, pemerintah juga menyiapkan langkah mitigasi untuk mengendalikan harga barang dan jasa di dalam negeri.
Dia menyebut laju inflasi Indonesia pada Agustus 2023 masih terjaga di level 3,27% secara tahunan. Pemerintah pun terus berupaya menjaga laju inflasi tetap rendah hingga akhir tahun.
Komoditas yang diwaspadai mengalami kenaikan harga salah satunya beras karena produksinya menurun saat El Nino. Meski demikian, stok beras di Perum Bulog tergolong aman karena masih mencapai 1,6 juta ton, lebih banyak dari biasanya 1,2 juta ton.
"Kenaikan inflasi karena El Nino ini sudah kami antisipasi sejak awal tahun," ujarnya.
Sementara itu, Chief Economist Bank Permata Josua Pardede memandang laju inflasi hingga Agustus masih terkendali, bahkan berpotensi di bawah 3% pada akhir tahun. Meski begitu, pemerintah perlu mencermati efek kenaikan inflasi akibat El Nino berlanjut hingga 2024.
Dia beralasan efek kenaikan inflasi karena El Nino berpotensi masih berlanjut dalam 6 hingga 9 bulan setelah dari puncak El Nino.
"Masih akan ada lag time penyesuaian waktu dari puncak El Nino ke puncak inflasi itu sendiri," tutur Abdurohman. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.