KINERJA PEREKONOMIAN 2018

Ekonomi Indonesia Hanya Tumbuh 5,17%, BPS: Ini Capaian yang Baik

Redaksi DDTCNews | Rabu, 06 Februari 2019 | 13:35 WIB
Ekonomi Indonesia Hanya Tumbuh 5,17%, BPS: Ini Capaian yang Baik

Pertumbuhan ekonomi per wilayah. (sumber: BPS)

JAKARTA, DDTCNews – Badan Pusat Statistik mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 sebesar 5,17%. Angka ini jauh dari asumsi yang ada di APBN 2018 sebesar 5,4% dan sedikit di bawah outlook pemerintah sebesar 5,2%.

Kendati demikian, Kepala Badan Pusat Statisktik (BPS) Suhariyanto mengatakan capaian pada tahun lalu cukup bagus. Apalagi, capaian ini paling tinggi selama masa pemerintahan Kabinet Kerja di bawah Presiden Joko Widodo.

“Ini menunjukkan tren yang baik. Ini [capaian] terbaik sejak 2014,” katanya dalam konferensi pers, Rabu (6/2/2019).

Baca Juga:
Normalisasi Harga Pangan Diklaim Jadi Sebab Rendahnya Inflasi 2024

Pada 2014, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,01%, melambat jauh dibandingkan capaian 2013 sebesar 5,56%. Pada 2015, 2016, dan 2017, capaian laju produk domestik bruto (PDB) secara berurutan sebesar 4,88%, 5,03%, dan 5,07%.

Jika ditinjau dari pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Pengeluaran ini menyumbang 55,74% dengan laju pertumbuhan sebesar 5,05%. Porsi terbesar kedua yakni pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTB).


Baca Juga:
Inflasi Desember 2024 0,44%, Didorong Harga Telur Ayam dan Cabai Merah

BPS mencatat setidaknya ada 5 aspek yang menggambarkan perekonomian Indonesia ditinjau dari sisi pengeluaran. Pertama, pengeluaran konsumsi rumah tangga tumbuh positif, dengan posisi tertinggi pada kelompok restoran dan hotel; transportasi dan komunikasi; serta kelompok kesehatan dan pendidikan.

Kedua, pengeluaran konsumsi pemerintah tumbuh positif. Ini meliputi kenaikan belanja barang dan jasa, belanja bantuan sosial, serta belanja pegawai. Ketiga, PMTB tumbuh positif. Ini berupa peningkatan barang modal jenis mesin dan perlengkapan, kendaraan, serta peralatan lainnya.

Keempat, ekspor barang tumbuh melambat, sejalan dengan perlambatan pertumbuhan volume perdagangan dan ekonomi global. Ada pula pengaruh perlambatan pertumbuhan ekonomi negara-negara mitra dagang utama. Kelima, impor tumbuh lebih cepat karena permintaan domestik yang meningkat.

Baca Juga:
Target Ekonomi 8% Diragukan, Prabowo Beri Instruksi ke Menteri-Pemda

Sementara itu, dari sisi produksi atau lapangan usaha, industri pengolahan masih mengambil porsi terbesar yakni 19,86%. Selanjutnya, diikuti oleh perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 13,02%.

BPS juga memberikan ringkasan sebanyak 5 aspek yang dapat menggambarkan kondisi perekonomian Indonesia dari sisi produksi. Pertama,pertanian tumbuh positif. Pertumbuhan itu terutama untuk tanaman hortikultura karena peningkatan produksi buah-buahan dan sayuran tropis.

Kedua, industri pengolahan nonmigas tumbuh positif. Ini terutama terjadi pada industri makanan, khususnya crude palm oil (CPO). Ketiga,konstruksi tumbuh positif, sejalan dengan pertumbuhan produksi semen.

Baca Juga:
Tumbuhkan Ekonomi 8 Persen, RI Butuh Investasi Rp13.000 Triliun

Keempat, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor tumbuh positif. Peningkatan produksi barang-barang domestik dan impor. Kelima, transportasi dan penyediaan akomodasi dan makan minum tumbuh positif. Peningakatan seiring dengan kenaikan permintaan karena liburan sekolah, Natal dan tahun baru.

“Di tengah tantangan ekonomi global sepanjang 2018, pertumbuhan ekonomi 2018 adalah pencapaian yang baik,” tegas Suhariyanto kembali.

Dengan capaian pertumbuhan ekonomi tersebut, PDB per kapita (angka dasar harga berlaku) Indonesia pada 2018 tercatat senilai Rp56 juta atau US$3.927,0. Angka ini otomatis naik dari posisi tahun sebelumnya Rp51,9 juga atau US$3.876,3. (kaw)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 04 Januari 2025 | 12:30 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Normalisasi Harga Pangan Diklaim Jadi Sebab Rendahnya Inflasi 2024

Kamis, 02 Januari 2025 | 13:11 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Inflasi Desember 2024 0,44%, Didorong Harga Telur Ayam dan Cabai Merah

Senin, 30 Desember 2024 | 18:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Target Ekonomi 8% Diragukan, Prabowo Beri Instruksi ke Menteri-Pemda

Sabtu, 21 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN INVESTASI

Tumbuhkan Ekonomi 8 Persen, RI Butuh Investasi Rp13.000 Triliun

BERITA PILIHAN
Minggu, 05 Januari 2025 | 17:30 WIB PER-1/PJ/2025

Hitung PPN Pakai DPP 11/12 Harga Jual, Perhatikan Lagi Kode Fakturnya

Minggu, 05 Januari 2025 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Selama 6 Bulan, 16 Juta Keluarga Bakal Terima Bantuan Pangan Beras

Minggu, 05 Januari 2025 | 14:00 WIB PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Ada Opsen, Pemprov Kalteng Turunkan Tarif Pajak Kendaraan dan BBNKB

Minggu, 05 Januari 2025 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Sri Mulyani Sebut Tak Sedikit Negara Hadapi ‘Drama’ karena APBN

Minggu, 05 Januari 2025 | 13:00 WIB PANDUAN PAJAK PEMULA

Cara Daftar NPWP bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Via Coretax

Minggu, 05 Januari 2025 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

DJBC Terapkan Secara Penuh CEISA 4.0 Tahap ke-17

Minggu, 05 Januari 2025 | 12:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Muhaimin: Masyarakat Bisa Usul dan Sanggah soal Data Penerima Bansos

Minggu, 05 Januari 2025 | 11:30 WIB PAJAK DAERAH

Ada Opsen, Kemendagri Minta Pemda Berikan Keringanan Pajak Kendaraan

Minggu, 05 Januari 2025 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Pemberitahuan Penambahan/Pengurangan Tempat Pemusatan PPN

Minggu, 05 Januari 2025 | 10:30 WIB PMK 81/2024

Aturan Permohonan Insentif PPh atas Investasi Padat Karya Direvisi