Suasana konferensi pers BPS, Senin (5/11/2018).
JAKARTA, DDTCNews – Setelah mencatatkan pertumbuhan 5,27% (year on year/yoy) pada kuartal II/2018, perekonomian Indonesia kembali melambat di level 5,17% pada kuartal III/2018.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan performa perlambatan ekonomi tersebut dipengaruhi oleh derasnya volume impor. Pada kuartal III/2018, impor mengalami pertumbuhan hingga 14,06%. Pada saat yang bersamaan ekspor hanya tumbuh 7,52%.
“Impor tetap tinggi manjadi pengerem laju pertumbuhan ekonomi. Ini yang menjadi kendala,” katanya dalam konferensi pers di Kantor BPS, Senin (5/11/2018).
Dia menjelaskan sudah ada langkah pemerintah untuk menekan laju impor. Hal ini mulai dari dari mandatorybiodiesel 20% (B20) hingga pengendalian impor barang konsumsi melalui kenaikan pajak penghasilan (PPh) pasal 22 impor.
Motor pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran yaitu konsumsi rumah tangga masih stabil di level 5,01%. Selanjutnya, momentum tahun politik telah mengerek konsumsi LNPRT hingga mencapai 8,54%.
“Meningkatnya konsumsi dari LNPRT tidak lepas dari makin dekatnya pemilu di tahun depan dan sudah terasa dari kuartal III/2018," terangnya.
Adapun pengeluaran konsumsi pemerintah mengalami pertumbuhan 6,28% dibandingkan capaian kuartal III/2017. Selanjutnya, pembentukan modal tetap bruto mengalami kenaikan 6,96% (yoy). Secara keseluruhan, perekonomian Indonesia sampai dengan kuartal III/2018 tumbuh 5,17%. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.