PER-05/BC/2023

DJBC Terbitkan Petunjuk Teknis Monev Terhadap Penerima Fasilitas KITE

Dian Kurniati | Selasa, 20 Juni 2023 | 09:30 WIB
DJBC Terbitkan Petunjuk Teknis Monev Terhadap Penerima Fasilitas KITE

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) menerbitkan Peraturan Dirjen Bea dan Cukai No. PER-5/BC/2023 mengenai petunjuk teknis monitoring dan evaluasi (monev) terhadap penerima fasilitas kemudahan impor tujuan ekspor.

Pemerintah menerbitkan PER-5/BC/2023 sebagai pelaksana ketentuan Pasal 64 Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 216/2022. Dalam hal ini, monev perlu dilakukan untuk meningkatkan pengawasan terhadap penerima fasilitas kepabeanan.

"Pelaksanaan monitoring dan/atau evaluasi…dapat dilakukan secara berkoordinasi antar-unit di lingkungan Ditjen Bea dan Cukai," bunyi Pasal 2 ayat (2) PER-5/BC/2023, dikutip pada Selasa (20/6/2023).

Baca Juga:
DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Pemerintah memberikan insentif berupa fasilitas kemudahan impor tujuan ekspor (KITE) dalam rangka meningkatkan investasi dan mendorong pertumbuhan industri dalam negeri yang hasil produksinya akan diekspor.

Pihak yang Melakukan Monev terhadap Penerima Fasilitas

Monev terhadap penerima fasilitas KITE dilakukan oleh: direktur yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang fasilitas kepabeanan; direktur yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang pengawasan kepabeanan dan cukai; kepala kanwil; kepala KPUBC; dan/atau kepala kantor pabean.

Direktur fasilitas kepabeanan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya akan melaksanakan monitoring khusus dan evaluasi makro. Kemudian, direktur yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang pengawasan kepabeanan dan cukai akan melaksanakan monitoring khusus.

Baca Juga:
Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Sementara itu, kanwil dan/atau kepala KPUBC akan melaksanakan monitoring umum terhadap penerima fasilitas KITE pembebasan dan/atau penerima fasilitas KITE pengembalian, monitoring khusus, evaluasi mikro terhadap penerima fasilitas KITE pembebasan dan/atau penerima fasilitas KITE pengembalian, dan evaluasi makro.

Setelahnya, kepala kantor pabean yang mengawasi lokasi pabrik atau lokasi kegiatan usaha penerima fasilitas KITE, melaksanakan monitoring umum dan monitoring khusus.

Sementara itu, kantor pabean yang menetapkan penerima fasilitas KITE IKM akan melaksanakan monitoring umum, monitoring khusus, dan evaluasi mikro terhadap penerima fasilitas KITE IKM.

Baca Juga:
Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

Jenis-Jenis Monitoring

Monitoring yang dilaksanakan terhadap penerima fasilitas KITE meliputi monitoring umum, monitoring khusus, dan monitoring mandiri.

Monitoring umum dilaksanakan terhadap seluruh penerima fasilitas KITE dalam wilayah pengawasan kantor. Frekuensi pelaksanaan monitoring umum akan berdasarkan manajemen risiko yang meliputi: jumlah kegiatan kepabeanan terakhir penerima fasilitas KITE.

Kemudian, pola pengawasan penerima fasilitas KITE; kemampuan melaksanakan monitoring umum berdasarkan rasio jumlah pegawai dibandingkan jumlah penerima fasilitas KITE yang berada dalam pengawasannya; dan/atau pertimbangan lainnya.

Baca Juga:
Pemerintah Pusat Bakal Asistensi Pemda Terbitkan Obligasi Daerah

Sementara itu, monitoring khusus meliputi pemeriksaan sewaktu-waktu, pemeriksaan sederhana, atau penelitian mendalam. Direktur, kanwil, atau kepala kantor pabean dapat membentuk tim monitoring khusus untuk melaksanakannya.

Pemeriksaan sewaktu-waktu dan pemeriksaan sederhana dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 10 hari kerja. Kemudian, penelitian mendalam dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 30 hari kerja. Apabila diperlukan, jangka waktu dapat diperpanjang sebanyak 1 kali untuk paling lama 10 hari kerja.

Dalam hal pelaksanaan monitoring khusus dilakukan oleh kepala kanwil, kepala KPUBC, dan kepala kantor pabean yang menetapkan penerima fasilitas KITE, monitoring khusus dilaksanakan minimal 1 kali dalam 3 bulan.

Baca Juga:
Dorong Obligasi Daerah, Kemenko Perekonomian Kerja Sama dengan IFC

Untuk monitoring mandiri, penerima fasilitas KITE nantinya melakukan monitoring secara mandiri dengan tujuan memantau konsistensi kinerja pemenuhan ketentuan KITE secara administratif.

Evaluasi Fasilitas KITE

Di sisi lain, evaluasi KITE meliputi evaluasi mikro dan evaluasi makro. Evaluasi mikro merupakan evaluasi yang dilaksanakan secara periodik oleh kepala kantor pabean terhadap kelayakan pemberian fasilitas KITE kepada penerima fasilitas KITE.

Sementara itu, evaluasi makro TPB pada kanwil atau KPUBC merupakan penilaian mengenai dampak dan efektivitas kebijakan pemberian fasilitas KITE yang dilaksanakan oleh kepala kanwil atau kepala KPUBC setiap 6 bulan.

Baca Juga:
Sertel Kena Suspend, Begini Cara Sampaikan Klarifikasi ke Ditjen Pajak

Dari monev terhadap penerima fasilitas KITE tersebut, tindak lanjut atas laporannya dapat berbeda-beda mulai dari pemberian asistensi, penagihan bea masuk dan pajak dalam rangka impor, hingga penerbitan rekomendasi pembekuan atau pencabutan fasilitas.

"Peraturan direktur jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan [pada 28 Februari 2023]," bunyi Pasal 51 Perdirjen PER-5/BC/2023. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja