PER-09/BC/2022

DJBC Terbitkan Aturan Teknis Pemberian Insentif KITE Pengembalian

Dian Kurniati | Minggu, 20 November 2022 | 06:00 WIB
DJBC Terbitkan Aturan Teknis Pemberian Insentif KITE Pengembalian

Ilustrasi. Kantor Pusat Ditjen Bea dan Cukai.

JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah mengubah ketentuan pemberian fasilitas pengembalian bea masuk yang telah dibayar atas impor atau pemasukan barang dan bahan untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang lain dengan tujuan untuk diekspor atau KITE Pengembalian.

Ketentuan tersebut diatur dalam PMK 145/2022 yang merevisi PMK 161/2018. Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) kemudian merilis Perdirjen Nomor PER-9/BC/2022 yang mengatur teknis pemberian fasilitas KITE Pengembalian.

"Dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 47 PMK No. 145/PMK.04/2022…,perlu menetapkan peraturan dirjen bea dan cukai," bunyi salah satu pertimbangan Perdirjen Nomor PER-9/BC/2022, dikutip pada Minggu (20/11/2022).

Baca Juga:
Baru! DJP Rilis Update Soal Bupot PPh dan Surat Teguran di Coretax

Pasal 2 Perdirjen Nomor PER-9/BC/2022 menyebut permohonan penetapan sebagai perusahaan KITE Pengembalian diajukan kepada menteri keuangan melalui kepala kantor wilayah atau kepala KPU yang mengawasi lokasi pabrik atau lokasi kegiatan usaha oleh badan usaha secara elektronik melalui sistem aplikasi perizinan DJBC dalam kerangka online single submission (OSS).

Sistem aplikasi perizinan DJBC bakal melakukan validasi terhadap permohonan, yang meliputi kesesuaian perizinan berusaha yang berlaku untuk operasional dan komersial sesuai dengan peraturan perundang-undangan perizinan berusaha berbasis risiko milik badan usaha dengan data pada OSS, serta kesesuaian status pengusaha kena pajak (PKP) badan usaha.

Dalam hal hasil validasi sesuai, sistem aplikasi perizinan DJBC akan meneruskan permohonan kepada kepala KPU atau kepala kantor pabean yang mengawasi lokasi pabrik atau lokasi kegiatan usaha badan usaha, serta menyampaikan respon status permohonan kepada badan usaha.

Baca Juga:
DJP Terbitkan Buku Manual Modul SPT Masa PPh Unifikasi, Unduh di Sini

Jika hasil validasi tidak sesuai maka permohonan tidak dapat diproses lebih lanjut dan sistem aplikasi perizinan DJBC memberikan respon disertai alasan tidak dapat diproses.

Dalam hal terdapat gangguan operasional pada sistem aplikasi perizinan DJBC, permohonan dapat disampaikan secara tertulis kepada menteri keuangan melalui kepala kanwil melalui kepala kantor pabean, atau kepala KPU yang mengawasi lokasi pabrik dan/atau lokasi kegiatan usaha perusahaan.

Terhadap permohonan yang diajukan secara tertulis, kepala KPU atau kepala kantor pabean bakal memeriksa kelengkapan berkas dan isian permohonan. Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan sesuai, kepala KPU atau kepala kantor pabean menerbitkan tanda terima permohonan.

Baca Juga:
PMK 81/2024 Ubah Aturan Penyetoran PPh PHTB oleh Instansi Pemerintah

Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata tidak sesuai, kepala KPU atau kepala kantor pabean akan menerbitkan surat pengembalian permohonan disertai dengan alasan.

Di sisi lain, kepala KPU atau kepala kantor pabean yang mengawasi lokasi pabrik dan/atau lokasi kegiatan usaha badan usaha juga akan melakukan pemeriksaan terhadap permohonan yang disampaikan.

Pemeriksaan itu meliputi pemeriksaan dokumen dan pemeriksaan lokasi, serta pemeriksaan latar belakang perusahaan dan penanggung jawab perusahaan.

Baca Juga:
Prabowo Instruksikan Penghematan, Kemenkeu Siap Efisiensi Anggaran

Pemeriksaan dilakukan oleh unit yang melaksanakan tugas dan fungsi di bidang pelayanan kepabeanan dan unit yang melaksanakan tugas dan fungsi di bidang pengawasan.

"Peraturan direktur jenderal ini mulai berlaku sejak tanggal 1 November 2022," bunyi Pasal 45 Perdirjen Nomor PER-9/BC/2022. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 04 Februari 2025 | 16:47 WIB CORETAX DJP

Baru! DJP Rilis Update Soal Bupot PPh dan Surat Teguran di Coretax

Selasa, 04 Februari 2025 | 16:00 WIB CORETAX DJP

DJP Terbitkan Buku Manual Modul SPT Masa PPh Unifikasi, Unduh di Sini

Selasa, 04 Februari 2025 | 13:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Cegah Penerapan UTPR Pajak Minimum Global, AS Siapkan Skema Retaliasi

Selasa, 04 Februari 2025 | 12:00 WIB PMK 81/2024

PMK 81/2024 Ubah Aturan Penyetoran PPh PHTB oleh Instansi Pemerintah

BERITA PILIHAN
Selasa, 04 Februari 2025 | 17:39 WIB KELAS PPH PASAL 21 (6)

Ketentuan Tarif PPh Pasal 21 Pasca Tarif Efektif Rata-Rata (TER)

Selasa, 04 Februari 2025 | 16:47 WIB CORETAX DJP

Baru! DJP Rilis Update Soal Bupot PPh dan Surat Teguran di Coretax

Selasa, 04 Februari 2025 | 16:15 WIB PER-30/BC/2024

Bea Cukai Ubah Aturan Pemasukan dan Pengeluaran Barang ke dan dari TPB

Selasa, 04 Februari 2025 | 16:00 WIB CORETAX DJP

DJP Terbitkan Buku Manual Modul SPT Masa PPh Unifikasi, Unduh di Sini

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:33 WIB OPINI PAJAK

Menjadikan Pajak sebagai Instrumen Alternatif Memberantas Korupsi

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:00 WIB PROVINSI JAWA BARAT

Tagih Tunggakan Pajak 5,4 Juta Kendaraan, Begini Strategi Pemprov

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:00 WIB FOUNDER DDTC DARUSSALAM:

‘Pajak Tidak Boleh Dipungut secara Sewenang-wenang’

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:30 WIB TIPS PAJAK

Cara Ubah Data Alamat Wajib Pajak di Coretax DJP

Selasa, 04 Februari 2025 | 13:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Cegah Penerapan UTPR Pajak Minimum Global, AS Siapkan Skema Retaliasi