Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews - Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) mengeklaim pemberian berbagai fasilitas kepabeanan ketika pandemi Covid-19 ternyata mampu menopang stabilisasi sektor perdagangan dan industri
Kasubdit Humas dan Penyuluhan DJBC Hatta Wardhana mengatakan DJBC bersama Unit Penelitian dan Pelatihan Ekonomika dan Bisnis (P2EB) UGM melakukan penelitian untuk mengukur efisiensi, efektivitas, dan dampak ekonomi pemberian fasilitas tersebut pada 2021.
"Berbagai fasilitas ini adalah upaya kami dalam menjaga kondisi kinerja perusahaan agar tercapai efektivitas dan efisiensi," katanya, dikutip pada Jumat (26/1/2023).
Hatta menuturkan sektor industri dan perdagangan telah menunjukkan pemulihan sejalan dengan pandemi Covid-19 yang makin terkendali. Menurutnya, pemulihan sektor industri dan perdagangan juga tidak lepas dari peran DJBC sebagai trade facilitators dan industrial assistance.
Dia menjelaskan DJBC selama pandemi Covid-19 tetap memberikan berbagai fasilitas kepabeanan antara lain kawasan berikat (KB) dan kemudahan impor tujuan ekspor (KITE), gudang berikat (GB), dan pusat logistik berikat (PLB).
Survei DJBC dan P2EB UGM menunjukkan persentase perusahaan KB, KITE, dan KITE IKM yang mengalami kondisi stabil secara berurutan, yaitu sebesar 48%, 48%, dan 52%.
Kemudian, perusahaan yang melaporkan kondisinya lebih baik pascapandemi sebanyak 44% pada KB, sebesar 41% pada KITE, dan 39% pada KITE IKM.
Survei juga menunjukkan terjadi peningkatan persentase tenaga kerja lokal (TKL) terlatih pada perusahaan KB sebesar 1%, sedangkan pada perusahaan KITE naik 3%.
Penelitian juga dilaksanakan terhadap penerima fasilitas PLB dan GB. Hasilnya, perusahaan penerima fasilitas GB dan PLB memiliki kemampuan pemulihan mencapai 5 kali lipat lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan yang tidak mendapatkan fasilitas.
Selain itu, fasilitas fiskal yang diberikan juga berpengaruh terhadap penambahan tenaga kerja pada perusahaan GB sebesar 8% dan 11% pada perusahaan PLB, tercapainya efisiensi waktu dan biaya, serta menaikkan setoran PPh badan senilai Rp1,82 triliun dari perusahaan GB dan Rp2 miliar pada perusahaan PLB.
"Hasil penelitian tersebut menjadi indikator keberhasilan dan efektivitas fasilitas KITE, KB, GB, dan PLB yang diberikan Bea Cukai dalam mendukung upaya pemulihan ekonomi nasional" ujar Hatta.
Ke depan, dia juga berharap pemberian fasilitas kepabeanan dapat terus berkontribusi positif dalam mendukung perkembangan sektor perdagangan dan industri nasional, termasuk saat dihadapkan pada tantangan ekonomi global. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.