Ilustrasi. Petugas kargo membongkar muat vaksin Covid-19 di bandara. ANTARA FOTO/Humas Kemenkominfo/Handout/sgd/wsj.
JAKARTA, DDTCNews - Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) memberikan fasilitas pembebasan bea masuk dan pajak dalam rangka impor (PDRI) atas impor vaksin Novavax sebanyak 137.500 dosis dan 1,4 juta dosis vaksin AstraZeneca, yang tiba pada 27 November 2021.
Kepala Kantor Bea Cukai Soekarno-Hatta Finari Manan mengatakan fasilitas tersebut diberikan untuk mendukung penanganan pandemi Covid-19. Dia berharap target vaksinasi kepada masyarakat dapat segera tercapai.
"Kami memberikan fasilitas fiskal. Fasilitasnya berupa pembebasan bea masuk dan/atau cukai dan PPN, serta tidak dipungut PPh Pasal 22 impor," katanya dalam keterangan tertulis, dikutip pada Rabu (1/12/2021).
Finari menuturkan pemberian pembebasan bea masuk dan PDRI berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 188/2020. Melalui beleid tersebut, pemerintah memberikan fasilitas perpajakan atas barang untuk penanganan Covid-19.
Kedatangan vaksin Novavax perdana tersebut diangkut menggunakan maskapai penerbangan Emirates Airline EK 358. Adapun importir vaksin tersebut adalah Direktorat Tata Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, bekerja sama dengan PT Indofarma.
Finari menyebut vaksin Novavax membutuhkan perlakuan khusus karena harus disimpan pada suhu rendah untuk menjaga kualitasnya. Untuk itu, DJBC juga memberikan fasilitas pelayanan segera atau rush handling.
Fasilitas rush handling diberikan lantaran vaksin Covid-19 termasuk barang-barang impor tertentu yang karena karakteristiknya memerlukan pelayanan segera untuk dikeluarkan dari kawasan pabean atau bandara.
Sementara itu, Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu menuturkan pemerintah terus berupaya menambah kedatangan vaksin untuk mengakselerasi vaksinasi Covid-19.
"Pemerintah optimistis dapat mempercepat laju pemulihan nasional. Kementerian Kesehatan akan terus berkoordinasi dengan Bea Cukai demi kelancaran proses impor vaksin berikutnya," ujarnya. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.