JAKARTA, DDTCNews – Pagi ini, Jumat (7/12), kabar datang dari Ditjen Pajak menyebut Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 150/2018 tentang Fasilitas Pengurangan Pajak Penghasilan (PPh) Badan atau tax holiday telah membuahkan hasil. Tercatat, 9 perusahaan berinvestasi dengan nilai yang cukup besar.
Kabar selanjutnya, pakar pajak DDTC memprediksi penerimaan pajak tahun 2018 tidak akan mencapai target. Sementara itu, pemerintah mengklaim penerimaan negara dapat tercapai di atas target. Data per akhir November 2018, realisasi penerimaan negara dan hibah mencapai Rp1.654,5 triliun atau 87,3% dari target Rp1.894,7 triliun.
Berikut ringkasannya:
Dirjen Pajak Robert Pakpahan menjelaskan sejauh ini sudah ada 9 perusahaan yang memanfaatkan insentif dalam PMK 150/2018. Menurutnya nilai investasi dari satu perusahaan yang baru mendaftarkan tax holiday ini mencapai Rp162 triliun. Sebelumnya 8 perusahaan lainnya berkomitmen untuk berinvestasi sebanyak Rp161,3 triliun.
Managing Partner DDTC Darussalam memprediksi angka optimis penerimaan pajak hingga akhir tahun hanya Rp1.323 triliun atau 92,9% dari target. Sementara prediksi penerimaan pajak pesimis hanya berkisar Rp1.297 triliun saja dari target yang telah ditetapkan dalam APBN 2018.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan pendapatan negara dan hibah yang mencapai Rp1.654,5 triliun sebagian besar berasal dari pendapatan negara dalam negeri yang tumbuh 18,2% dibandingkan dengan periode sama pada tahun sebelumnya Rp1.399,8 triliun. Tren pertumbuhan penerimaan ini berpeluang bertambah hingga akhir tahun. Karenanya dia menilai pemerintah bisa mendapat pendapatan lebih dari 100% target APBN 2018 pada akhir tahun.
Fitch Ratings menurunkan prediksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia dari 5,1% menjadi 5%. Hal ini disebabkan kondisi finansial yang ketat, khususnya akibat laju investasi yang melambat. Biaya pembiayaan yang lebih tinggi, langkah pemerintah mengekang laju impor yang tinggi diprediksi akan meningkatkan pengeluaran modal. Terlebih, Goldman Sachs juga menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2019 dari 5,2% menjadi 5%.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan sinyal perbaikan sektor manufaktur sebenarnya mulai terlihat. Hanya saja, karena paket insentif yang dikeluarkan pemerintah baru berlangsung beberapa bulan sehingga kebijakan ini tidak bisa disimpulkan telah bekerja optimal atau belum. Sejak April hingga Oktober 2018 sudah disetujui Rp164 triliun dari tax holiday untuk industri pionir. (Amu)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.