INSENTIF FISKAL

Di Depan DPR, Sri Mulyani Bandingkan Insentif Indonesia & Vietnam

Redaksi DDTCNews | Senin, 17 Juni 2019 | 18:41 WIB
Di Depan DPR, Sri Mulyani Bandingkan Insentif Indonesia & Vietnam

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. 

JAKARTA, DDTCNews – Penanaman modal menjadi faktor krusial dalam upaya untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi. Vietnam dipilih sebagai negara pembanding sekaligus kompetitor.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan secara umum insentif fiskal antara Indonesia dan Vietnam tidak jauh berbeda, seperti adanya fasilitas tax holiday. Namun, dalam urusan menarik investasi asing, Vietnam lebih kompetitif dalam menawarkan fasilitas fiskal.

Salah satu faktor yang mendukung tingkat daya saing tersebut adalah soal tarif pajak penghasilan (PPh) untuk korporasi. Tarif PPh badan Vietman sebesar 20% merupakan salah satu tarif terendah di Kawasan Asean

Baca Juga:
Kenakan BMAD, Sri Mulyani: Lindungi Industri dari Impor Barang Murah

“Rezim fiskalnya Vietnam yang sekarang ini dianggap berhasil menarik investasi. Untuk Vietnam, PPh badan mereka adalah 20%. Ini termasuk tarif yang rendah di kawasan Asean,” katanya dalam Raker dengan Komisi XI DPR, Senin (17/6/2019).

Tarif PPh tersebut, menurut Sri Mulyani, masih lebih rendah ketimbang tarif PPh badan Indonesia sebesar 25%. Untuk bisa kompetitif dengan tarif tersebut, perusahaan yang berinvestasi di Indonesia harus terlebih dahulu melantai di bursa.

Selain itu, tarif PPh bisa dipangkas lebih rendah dengan adanya kebijakan relaksasi khusus. Wajib pajak di Vietnam dapat menikmati tarif PPh sebesar 17% juga beroperasi di daerah tertinggal. Diskon pajak juga dapat ditekan hingga menjadi 10% untuk yang beroperasi di daerah yang sangat tertinggal. Kebijakan fiskal ini yang belum dilakukan Indonesia.

Baca Juga:
Bebaskan BPHTB untuk MBR, Pemkot Sebut Dampaknya Tak Signifikan ke PAD

“Untuk daerah yang sangat tertinggal diberikan pemotongan dengan tarif 10%. Kami, untuk hal ini, belum memiliki, kecuali untuk perusahaan yang sudah IPO,” paparnya.

Oleh karena itu, perbaikan dari sisi kebijakan fiskal penting dilakukan untuk menjaga daya saing ekonomi nasional, terutama dalam menarik investasi masuk ke dalam negeri.

“Kita tentu akan terus harus me-refine policy kita agar kita tidak tertinggal dan tidak kalah dari sisi kemampuan menarik investasi dan mendorong ekspor,” imbuhnya. (kaw)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 30 Januari 2025 | 08:55 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN DAN CUKAI

Kenakan BMAD, Sri Mulyani: Lindungi Industri dari Impor Barang Murah

Selasa, 28 Januari 2025 | 13:00 WIB KOTA DENPASAR

Bebaskan BPHTB untuk MBR, Pemkot Sebut Dampaknya Tak Signifikan ke PAD

Selasa, 28 Januari 2025 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sri Mulyani Tegaskan Penghematan Belanja Tak Dipengaruhi Kinerja Pajak

Senin, 27 Januari 2025 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Trump Tarik AS dari Kesepakatan Pajak Global, Ini Kata Sri Mulyani

BERITA PILIHAN
Kamis, 30 Januari 2025 | 18:00 WIB TIPS PAJAK

Cara Ajukan Pembebasan PBB-P2 bagi Pensiunan PNS di DKI Jakarta

Kamis, 30 Januari 2025 | 17:55 WIB PAJAK INTERNASIONAL

Penghindaran Pajak Lebih Rugikan Negara Berkembang daripada yang Maju

Kamis, 30 Januari 2025 | 16:00 WIB PROVINSI JAWA BARAT

Dedi Mulyadi Ingin Pakai 100% Pajak Kendaraan untuk Pembangunan Jalan

Kamis, 30 Januari 2025 | 15:11 WIB KONSULTASI CORETAX

Istri Pilih ‘Hanya Registrasi’ di Coretax, Perlu Lapor SPT Sendiri?

Kamis, 30 Januari 2025 | 15:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Ada Fasilitas KITE, Menko Airlangga Ingin Daya Saing UMKM Meningkat

Kamis, 30 Januari 2025 | 14:30 WIB PERATURAN PAJAK

Ketentuan Terbaru Soal Penghapusan Piutang Pajak, Dowload di Sini!

Kamis, 30 Januari 2025 | 13:55 WIB PENG-1/PJ/2025

DJP Perbarui Daftar Negara Tujuan Pertukaran Data Keuangan Otomatis

Kamis, 30 Januari 2025 | 13:45 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Sri Mulyani Harap Makan Bergizi Gratis Beri Dampak Besar ke Ekonomi