NERACA PERDAGANGAN

Defisit Perdagangan Kembali Terjadi, Ini Kata Darmin

Redaksi DDTCNews | Jumat, 15 Februari 2019 | 16:40 WIB
Defisit Perdagangan Kembali Terjadi, Ini Kata Darmin

Menko Perekonomian Darmin Nasution.

JAKARTA, DDTCNews—Seperti diduga sebelumnya, neraca perdagangan pada Januari 2019 kembali mengalami defisit perdagangan sebesar US$1,16 miliar.

Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan defisit itu disebabkan menurunnya ekspor RI ke China, sebagai imbas perang dagang negeri tirai bambu tersebut dengan Amerika Serikat (AS).

“China dan Amerika, pertumbuhan ekonomi dan perdagangannya turun. Kita terpengaruh langsung, sementara mencari alternatifnya kelihatannya lambat,” ujarnya di Jakarta, Jumat (15/2/2019).

Baca Juga:
APBN 2025 Disusun Siap Hadapi Gejolak Geopolitik, Ini Kata Sri Mulyani

Badan Pusat Statistik sebelumnya mencatat ekspor Indonesia Januari 2019 mencapai US$13,87 miliar dan impor US$15,03 miliaratau defisit US$1,16 miliar, melanjutkan defisit Desember US$1,1 miliar.

Darmin menjelaskan China adalah negara tujuan ekspor terbesar Indonesia. Setelah China disusul oleh AS. Namun, perang dagang membuat pertumbuhan ekonomi kedua negara melambat.

Di sisi lain, Indonesia tidak bisa dengan cepat mencari alternatif negara tujuan ekspor. Buktinya, ekspor Indonesia ke China turun signifikan walaupun tak menyebutkan angka.

Baca Juga:
Pemerintah Yakin Kinerja Perdagangan 2023 Lebih Tahan Banting

Di sisi lain Indonesia agak lambat dalam menyesuaikan diri terhadap gejolak yang terjadi di dunia. "Ini karena perkembangan dunianya cepat sekali sehingga adjustment-nya lebih lambat,” paparnya.

Darmin memperkirakan pertumbuhan ekonomi China ke depan akan berada pada kisaran 6,5%. Dengan demikian diharapkan situasinya jauh lebih stabil.

“Apakah masih akan lebih lambat tapi rasanya justru kalau ekonomi China mungkin akan di 6,5% itu akan bisa lebih stabil,”tambahnya.

Ekspor Januari 2019 sebelumnya tercatat turun 3,24% (month on month) senilai US$13,24 miliar. Secara tahunan, ekspor Januari 2019 turun 4,70% dibandingkan Januari 2018. (Bsi)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 20 September 2024 | 09:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

APBN 2025 Disusun Siap Hadapi Gejolak Geopolitik, Ini Kata Sri Mulyani

Rabu, 01 Maret 2023 | 17:35 WIB KINERJA PERDAGANGAN

Pemerintah Yakin Kinerja Perdagangan 2023 Lebih Tahan Banting

Rabu, 18 Januari 2023 | 15:15 WIB KINERJA PERDAGANGAN

Indonesia Bisa Pertahankan Surplus Neraca Dagang di 2023, Ini Modalnya

Jumat, 16 Desember 2022 | 16:09 WIB KINERJA PERDAGANGAN

Surplus Neraca Dagang Berlanjut, Mendag: Modal Hadapi Ancaman Resesi

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN