Kantor pusat Bank Indonesia. (Foto: Antara)
JAKARTA, DDTCNews - Bank Indonesia (BI) melaporkan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) senilai total Rp183,48 triliun melalui skema pembagian beban atau burden sharing kepada Komisi XI DPR RI.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pembelian SBN itu dilakukan dengan mekanisme langsung, yang terbagi dalam beberapa tahap. Menurutnya pembelian SBN oleh BI juga sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur BI yang diteken pada 7 Juli 2020.
"Realisasi pendanaan dan pembagian beban untuk pendanaan public goods dalam APBN tahun 2020 melalui mekanisme pembelian SBN secara langsung mencapai Rp183,48 triliun," katanya dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, Senin (28/9/2020).
Perry mengatakan pemerintah dan BI telah bersepakat melakukan burden sharing untuk pembiayaan APBN yang membengkak akibat pandemi virus Corona. BI akan membeli SBN untuk pembiayaan public good senilai total Rp397,56 triliun.
Realisasinya telah berjalan tiga tahap, pertama Rp82,1 triliun pada 6 Agustus 2020, Rp16,98 triliun pada 27 Agustus 2020, serta Rp84,4 triliun pada 24 September 2020. BI membeli SBN tersebut dengan tenor yang bervariasi, berkisar 5 hingga 8 tahun.
Dalam burden sharing untuk penanganan pandemi virus Corona, BI juga bersepakat akan ikut menanggung beban bunga utang untuk pembiayaan nonpublic goods khusus UMKM dan korporasi non-UMKM senilai Rp 177,03 triliun.
Pemerintah hanya akan menanggung bunga sebesar 1% di bawah reverse repo rate, sedangkan sisanya ditanggung oleh BI. Perry menyebutkan realisasi pembagian beban dengan pemerintah untuk nonpublic goods khusus UMKM tersebut telah mencapai Rp44,38 triliun.
Menurutnya burden sharing tersebut menjadi bentuk dukungan BI untuk mengakselerasi realisasi APBN dalam mendorong pemulihan perekonomian nasional setelah tertekan akibat pandemi virus Corona.
Kepada DPR RI, Perry juga melaporkan BI membeli SBN melalui mekanisme pasar yang realisasinya tercatat Rp51,17 triliun. Sehingga, total pembelian SBN jangka panjang di pasar perdana oleh BI senilai Rp234,65 triliun.
Perry menambahkan porsi kepemilikan SBN oleh BI hingga 25 September 2020 senilai Rp640,6 triliun. "Jumlah ini termasuk pembelian SBN dari pasar sekunder untuk stabilitas nilai tukar rupiah berjumlah Rp166,2 triliun," ujarnya. (Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.