JAKARTA, DDTCNews – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2017 yang sedang dipersiapkan oleh Kementerian Keuangan betul-betul mengedepankan program-program yang prioritas dan segera diselesaikan dalam jangka waktu kurang dari enam bulan ke depan.
“Utamakan program-program yang akan membawa dampak langsung bagi masyarakat,” pesannya menanggapi pemaparan RAPBN-P 2017 yang disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada rapat terbatas, di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (30/5) sore.
Jokowi juga meminta agar penyusunan anggaran itu mengedepankan semangat optimisme namun tetap realistis dan kredibel. Selain itu, penyusunan APBN-P 2017 juga harus menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.
“Kita ingin agar APBN-P 2017 mampu menggerakkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas sehingga menciptakan lapangan pekerjaan lebih banyak lagi, mengurangi kemiskinan, dan menekan ketimpangan,” tegasnya.
Terkait dengan penggunaan APBN 2017 selama semester pertama tahun ini, Presiden Jokowi menginstruksikan jajarannya untuk mengelola, mengawal, dan berupaya untuk mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sementara terkait kelanjutan proyek pembangunan infrastruktur pemerintah, Presiden memberikan arahan agar sebisa mungkin dibiayai oleh dana non-APBN atau non-APBD.
“Jika memang harus ada yang dialokasikan dengan APBN-P, maka harus dilihat terlebih dahulu urgensi dari proyek tersebut. Utamakan yang memang termasuk dalam daftar proyek strategis nasional (PSN),” katanya.
Dalam kesempatan itu, Jokowi mengingatkan agar para menteri dan pimpinan lembaga mampu mengendalikan penggunaan anggarannya secara disiplin untuk membangun tata kelola anggaran yang baik dan transparan.
“Pastikan pelaksanaan program berjalan secara efektif dan berdampak nyata bagi rakyat. Saya ingatkan lagi agar belanja barang diefisienkan sehingga tidak melebihi yang sudah dibelanjakan pada 2016. Anggaran yang bisa dihemat akan digunakan untuk membiayai belanja yang lebih produktif dan prioritas,” jelasnya.
Sebagai informasi, pemerintah akan mengajukan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) Tahun Anggaran 2017. Rancangan ini disiapkan karena adanya perubahan target penerimaan dalam APBN 2017 akibat naiknya harga minyak sepanjang tahun ini.
“Perubahan yang cukup besar yang mengubah dari sisi pendapatan negara adalah dari sisi harga minyak yang rata-ratanya sampai saat ini sudah mencapai 50 dolar per barel dari harga minyak. Asumsi di APBN adalah 45 dolar per barel,” ujar Sri Mulyani seusai rapat terbatas tersebut. (Amu)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.