KABUPATEN LAMANDAU

Banyak Tak Berizin, Potensi Pajak Walet Hilang

Redaksi DDTCNews | Senin, 01 Agustus 2016 | 15:34 WIB
 Banyak Tak Berizin, Potensi Pajak Walet Hilang

TABENGAN, DDTCNews – Masih banyak bangunan sarang walet di Kabupaten Lamandau yang diketahui belum memiliki izin. Padahal, ada potensi penerimaan cukup besar dari pajak sarang burung walet ini karena jumlahnya yang terus menjamur dalam beberapa tahun terakhir.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Lamandau Abisua memberi imbauan kepada para pengusaha sarang burung walet yang belum memiliki izin untuk segera mengurus perizinannya.

“Sebenarnya sebelum membangun, pengusaha harusnya lebih dulu mengurus perizinan. Sehingga bangunan gedung walet tidak melanggar tata ruang kota dan juga bisa menambah pemasukan daerah dari pajak walet,” kata Abisua.

Baca Juga:
DPRD Protes Kenaikan Tarif Pajak Bahan Bakar Minyak

Abisua juga menjelaskan pajak sarang burung walet sebenarnya telah berlaku baik bagi pengusaha yang sudah memiliki izin maupun yang belum. Namun dengan pemberian izin, usaha akan dianggap resmi dan penerimaan ke kas daerah juga jauh lebih jelas.

Adapun besaran pajak yang harus dibayar baik oleh pengusaha yang berizin maupun yang tidak adalah sebesar 10% dari hasil penjualan sarang burung walet. Hal ini senada dengan peraturan daerah (perda) yang telah disosialisasikan sejak Maret lalu.

Abisua menjelaskan pula Perda yang mengatur usaha ini sejatinya belum berjalan sejak selesai diundangkan. Sehingga meskipun pengusaha sarang walet semakin banyak, namun hingga saat ini belum ada pajak walet yang masuk ke kas Penerimaan Asli Daerah (PAD).

“Ada ijin ataupun tidak, tetap akan ditagih pajaknya selama sudah ada hasilnya. Karena sesuai UU, siapa saja yang mendapatkan hasil dari pengelolaan sarang burung walet wajib bayar pajak,” tegas Abisua seperti dikutip melalui tabengan.com. Pemkab yakin jika dikelola maksimal, pajak sarang walet dapat menjadi potensi penyumbang besar bagi PAD. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 19 April 2018 | 15:10 WIB PROVINSI SUMATERA BARAT

DPRD Protes Kenaikan Tarif Pajak Bahan Bakar Minyak

Selasa, 20 Maret 2018 | 14:40 WIB KOTA MALANG

Ini Daftar Cafe dan Guest House Penunggak Pajak Daerah

Selasa, 09 Januari 2018 | 17:15 WIB KABUPATEN GUNUNG MAS

Kejar Target PAD 2018, Bupati Diminta Kerja Keras

Selasa, 09 Januari 2018 | 17:01 WIB KOTA MALANG

Di Kota Ini, Acara Sosialisasi Sadar Pajak Libatkan Polisi

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN