PEREKONOMIAN INDONESIA

Badai Sudah Datang, Jokowi Minta Menterinya Kerja Lebih Detail

Muhamad Wildan | Kamis, 13 Oktober 2022 | 10:00 WIB
Badai Sudah Datang, Jokowi Minta Menterinya Kerja Lebih Detail

Presiden Jokowi saat membuka sidang kabinet. (tangkapan layar)

JAKARTA, DDTCNews - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan seluruh pejabat di kabinet untuk bersiap-siap merespons ancaman ekonomi global dan geopolitik yang akan dihadapi oleh semua negara, termasuk Indonesia.

Jokowi mengatakan dinamika global dan dampaknya bagi Indonesia kian sulit diprediksi. Oleh karena itu, seluruh kementerian dan lembaga (K/L) diminta untuk bekerja secara mendetail dan tidak hanya menjalankan tugas rutin.

"Badai itu sudah datang. Persiapan kita harus persiapan detail, tidak bisa kita bekerja hanya rutinitas. Bekerja makro, mikro, dan detail, itu yang bisa menyelamatkan negara kita," ujar Jokowi, dikutip Kamis (13/10/2022).

Baca Juga:
Ada Rencana Penurunan Batas Omzet PPh Final UMKM, Ini Kata Pemerintah

Jokowi memerintahkan kepada jajarannya untuk membuat stress test terkait dengan nilai tukar, inflasi, pertumbuhan ekonomi, hingga pangan. Kebijakan untuk menghadapi skenario terburuk juga harus disiapkan agar Indonesia mampu menghadapi tekanan global yang berpotensi muncul.

"Semua harus kita tes betul, sampai plan A, plan B, plan C, plan D, semuanya harus ada, plan E. Yang paling buruk, yang buruk, yang terburuk, semuanya harus kita hitung. Situasi makin memburuk dan antisipasi dampak di domestik harus betul-betul disiapkan," ujar Jokowi.

Melalui persiapan-persiapan ini, Indonesia diharapkan tidak menjadi salah satu negara yang menjadi 'pasien IMF' seperti 28 negara lain yang telah terdampak oleh ketidakpastian global.

Baca Juga:
Prabowo Minta Kerja Sama Pengendalian Inflasi Dilanjutkan

Secara khusus, Jokowi juga menyoroti kinerja belanja APBN yang masih lambat. Jokowi mengatakan realisasi belanja negara tercatat masih mencapai 62,5% dari target dengan belanja modal yang baru terealisasi sebesar 45,8% dari target. "Yang paling tinggi ya belanja pegawai karena memang ini rutinitas, tapi belanja modal [dan] belanja barang/jasa, masih sangat rendah, termasuk bansos," ujar Jokowi.

Untuk diketahui, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan melambat dari 6% pada 2021 menjadi 3,2% pada 2022. Pada tahun depan, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan kembali melambat menjadi hanya sebesar 2,7%.

"Lebih dari 1/3 ekonomi global akan terkontraksi pada tahun ini atau tahun depan. Tiga perekonomian terbesar yakni AS, Uni Eropa, dan China akan mengalami stagnasi. Bagi banyak orang, 2023 akan terasa seperti resesi," tulis IMF dalam laporan World Economic Outlook edisi Oktober 2022.

Baca Juga:
Jaga Inflasi, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

Inflasi global pun diperkirakan akan naik dari 4,7% pada 2021 menjadi 8,8% pada 2022. Pada tahun depan, inflasi akan sedikit melambat ke level 6,5% dan akan kembali melambat ke level 4,1% pada 2024.

Kenaikan harga energi akibat perang antara Rusia dan Ukraina telah meningkatkan biaya hidup di Eropa. Harga gas di Eropa tercatat naik lebih dari 4 kali lipat akibat berkurangnya pasokan gas dari Rusia.

Di luar Eropa, perang juga telah meningkatkan harga bahan pangan. Hal ini meningkatkan biaya hidup keluarga-keluarga kelas menengah bawah di seluruh dunia khususnya di negara berpenghasilan rendah. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 19 Desember 2024 | 09:43 WIB KEBIJAKAN MONETER

BI Ungkap Dampak Tarif PPN 12 Persen Terhadap Inflasi ‘Tidak Besar’

Rabu, 18 Desember 2024 | 08:40 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Ada Rencana Penurunan Batas Omzet PPh Final UMKM, Ini Kata Pemerintah

Selasa, 17 Desember 2024 | 17:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Naik ke 12%, Inflasi Diperkirakan Hanya Naik 0,3 Poin Persen

Selasa, 10 Desember 2024 | 09:30 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Prabowo Minta Kerja Sama Pengendalian Inflasi Dilanjutkan

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra