KEMENDAG:

Angka Ekspor Naik, Tapi Strukturnya Tak Sesuai Permintaan Pasar

Redaksi DDTCNews | Jumat, 06 April 2018 | 10:18 WIB
Angka Ekspor Naik, Tapi Strukturnya Tak Sesuai Permintaan Pasar

JAKARTA, DDTCNews - Laju ekspor nasional menunujukan peningkatan dari tahun ke tahun. Namun, ada pekerjaan rumah besar terkait belum idealnya struktrur ekspor dalam memenuhi permintaan pasar dunia.

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Pengamanan Perdagangan Kementerian Perdagangan (Kemendag) Pradnyawati. Menurutnya, ekspor Indonesia belum sesuai dengan struktur permintaan pasar dunia, yakni 81% produk manufaktur dan 19% produk primer.

"Produk manufaktur seperti kedirgantaraan, robotik, high skill yang dibutuhkan dunia pada posisi pertama. Sementara produk Indonesia kebanyakan pada posisi low skill," katanya dilansir laman Setkab, Kamis (5/4).

Baca Juga:
Simak! 7 Jenis TPB yang Beri Fasilitas Penangguhan Bea Masuk

Dia kemudian memberi contoh Vietnam yang sekarang punya kemampuan untuk melakukan ekspor komoditas dengan keterampilan tinggi. Vietnam, lanjut Pradnyawati, memiliki keunggulan karena berbasis produk high skill dan technology intensity.

Seperti yang diketahui, realisasi ekspor produksi dalam negeri sepanjang tahun 2017 telah mencapai 168,7 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau meningkat 16,22% dibanding realisasi yang dicapai sepanjang 2016, yaitu sebesar 145,1 miliar dolar AS.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Karyanto Supri mengatan capaian ekspor tahun lalu terbilang baik meski belum optimal. Menurut Karyanto, ada 3 (tiga) penilaian untuk ekspor yakni size, spread, dan sustainable.

Baca Juga:
Awal Tahun, Neraca Dagang Indonesia Surplus US$3,87 Miliar

Dari ketiga aspek tersebut, lanjut dia, sustainable menjadi poin terkuat dalam ekspor Indonesia. Namun demikian, Karyanto menyampaikan bahwa Kemendag terus memperbaiki aspek size dan spread dengan pembelajaran dari negara lain.

"Untuk tahun 2018 ini, Kemendag menargetkan pertumbuhan ekspor sebesar 11% yang didukung oleh 59,2 juta jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah di tanah air," terangnya. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Minggu, 08 Oktober 2023 | 13:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Simak! 7 Jenis TPB yang Beri Fasilitas Penangguhan Bea Masuk

Rabu, 15 Februari 2023 | 12:22 WIB KINERJA PERDAGANGAN

Awal Tahun, Neraca Dagang Indonesia Surplus US$3,87 Miliar

Kamis, 26 Januari 2023 | 15:00 WIB INFOGRAFIS

Sejarah dan Manfaat Authorized Economic Operator

Kamis, 19 Januari 2023 | 10:00 WIB KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu Advance Payment dalam Kegiatan Ekspor Impor?

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN