KEBIJAKAN PEMERINTAH

Anggaran Malah untuk Perbaiki Pagar Puskesmas, Stunting Urung Teratasi

Muhamad Wildan | Jumat, 14 Juni 2024 | 10:30 WIB
Anggaran Malah untuk Perbaiki Pagar Puskesmas, Stunting Urung Teratasi

Kader posyandu melakukan pengukuran lingkar kepala balita saat kegiatan pengukuran dan intervensi serentak pencegahan stunting di Posyandu Wijaya Kusuma, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/6/2024). ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/foc.

JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) mengungkapkan anggaran terkait penanganan stunting masih sering disalahgunakan oleh kementerian/lembaga (K/L) serta pemda.

Akibat penyalahgunaan tersebut, belanja penanganan stunting tidak mampu memberikan manfaatkan secara maksimal kepada masyarakat dan tidak mampu mencapai mencapai outcome yang diharapkan, yakni penurunan stunting.

"Misalnya stunting pada waktu itu, saya zoom terus, programnya apa? Ternyata memperbaiki pagar puskesmas. Itu terjadi. Ada juga judulnya revolusi mental, saya telusuri terus ujungnya ternyata membeli motor trail," ujar Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, dikutip Jumat (14/6/2024).

Baca Juga:
Kanwil DJP Jakarta Utara Berhasil Realisasikan Target Pajak 2024

Oleh karena masalah ini, banyak belanja pemerintah pusat yang manfaatnya diterima oleh birokrasi, bukan masyarakat. Pada 2024, penerimaan manfaat dari Rp530 triliun belanja pemerintah pusat adalah birokrasi. Nilai tersebut setara dengan 48,6% dari total anggaran belanja pemerintah pusat.

Tak hanya itu, mayoritas belanja pemerintah pusat juga masih digunakan untuk program-program nonprioritas. Dari total anggaran belanja pemerintah pusat senilai Rp1.090 triliun, 57% atau senilai Rp623 triliun digunakan untuk mendanai program nonprioritas.

Suharso mengaku kementeriannya tidak memiliki kewenangan yang cukup untuk memperbaiki permasalahan penyalahgunaan anggaran tersebut. Oleh karena itu, kewenangan Kementerian PPN/Bappenas perlu diperbaiki.

Baca Juga:
Pangkas Anggaran Perjalanan Dinas, Prabowo: Bisa Hemat Rp20 Triliun

"Pada akhirnya anggaran tidak di kami. Kami alokasi, tetapi anggaran tidak di kami. Kadang-kadang K/L itu bicara dengan Kemenkeu, mereka mendapatkan lebih dan tidak dilaporkan lagi kepada kami," ujar Suharso.

Untuk diketahui, tingkat prevalensi stunting pada 2023 tercatat masih sebesar 21,5%, jauh dari harapan pemerintah sebesar 14%. Terlepas dari hal tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin prevalensi stunting turun ke 14% pada tahun ini.

"Ini ambisius banget, tapi memang kita harus bekerja keras mencapai target. Nah, nanti akhir tahun kita lihat berapa," ujar Jokowi. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 23 Januari 2025 | 18:30 WIB KANWIL DJP JAKARTA UTARA

Kanwil DJP Jakarta Utara Berhasil Realisasikan Target Pajak 2024

Kamis, 23 Januari 2025 | 09:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pangkas Anggaran Perjalanan Dinas, Prabowo: Bisa Hemat Rp20 Triliun

Rabu, 22 Januari 2025 | 10:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Prabowo Alokasikan Anggaran Rp48,8 Triliun untuk IKN pada 2025 - 2029

BERITA PILIHAN
Kamis, 23 Januari 2025 | 19:30 WIB DDTC TOWN HALL 2025

DDTC Town Hall: From Vision to Action, Empowering Tomorrow

Kamis, 23 Januari 2025 | 19:25 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemeriksaan Kesehatan Gratis Dilaksanakan Mulai Bulan Depan

Kamis, 23 Januari 2025 | 18:00 WIB TIPS PAJAK

Cara Ajukan Surat Keterangan PP 55/2022 di Coretax DJP

Kamis, 23 Januari 2025 | 17:45 WIB DDTC TOWN HALL

Town Hall 2025, DDTC Apresiasi dan Dukung Pengembangan Karier Pegawai

Kamis, 23 Januari 2025 | 17:00 WIB KABUPATEN SUKOHARJO

Tarif PBB-P2 Lahan Produksi Lebih Rendah, Bisa Dukung Ketahanan Pangan

Kamis, 23 Januari 2025 | 16:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Sederet Kondisi yang Bikin WP Tidak Kena Denda Telat Lapor SPT Masa

Kamis, 23 Januari 2025 | 15:40 WIB DDTC ACADEMY - EXCLUSIVE SEMINAR

Seminar DDTC Academy soal P2DK, Pemeriksaan, dan Bukper di Era Coretax