Gedung Kementerian Keuangan. (foto: Kemenkeu)
JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah akan menawarkan surat berharga syariah negara (SBSN) kepada peserta Program Pengungkapan Sukarela (PPS) pada akhir Maret 2022.
Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman mengatakan SBSN atau sukuk tersebut ditetapkan memiliki tenor 20 tahun. Hanya saja, ia belum memberikan proyeksi yield dan kupon atas SBSN tersebut.
“Itu akan kami tawarkan akhir bulan depan. Untuk bisa memesannya peserta PPS dapat menghubungi mitra distribusi SBSN,” katanya dikutip pada Selasa (23/2/2022).
Pemerintah telah menunjuk dealer utama SBSN, antara lain PT Bahana Sekuritas, PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk., Citibank N.A., Deutsche Bank AG, PT Bank HSBC Indonesia, PT Bank Central Asia Tbk, dan PT Bank Danamon Indonesia Tbk.
Kemudian, PT Bank Maybank Indonesia Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank OCBC NISP Tbk, PT Bank Panin Tbk, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk.
Dealer selanjutnya, PT Bank Permata Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank ANZ Indonesia, Standard Chartered Bank, dan JP Morgan Chase Bank N.A.
Sebelum SBNS ditawarkan, peserta PPS dapat memesan surat berharga negara (SBN) lainnya terlebih dahulu per 25 Februari 2022.
Pada tahap pertama tersebut, pemerintah akan menawarkan surat utang negara (SUN) denominasi rupiah tenor 6 tahun dengan yield 5,37%-5,62%. Llau, SUN denominasi dolar AS bertenor 10 tahun dengan yield 2,8%-3,15%. Keduanya diberikan kupon dengan jenis fixed rate.
Ketentuan SBN khusus PPS dibuat untuk menawarkan kepada peserta yang ingin mendapatkan tarif PPh final terendah. Selain SBN, pemerintah juga memberikan opsi investasi dalam bentuk lainnya, yaitu SDA dan energi terbarukan.
“SBN khusus PPS ini intinya dibuka hingga 30 September 2022. Saat ini diserahkan ke wajib pajak, mereka mau investasi di mana. Tugas kami menyediakan instrumen SBN. Apabila wajib pajak ingin investasi, kami menyediakan 3 instrumen,” ujarnya.
Ke depan, lanjut Luky, pemerintah tidak menutup kemungkinan akan menawarkan SUN denominasi rupiah, SUN denominasi dolar AS, dan SBSN sekaligus.
“Seiring dengan berjalannya waktu kami lihat demand-nya. Kami bisa saja terbitkan langsung 3 tenor tersebut,” jelas Luky. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.