PEREKONOMIAN INDONESIA

ADB Pangkas Lagi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi 3,5%

Muhamad Wildan | Rabu, 22 September 2021 | 16:27 WIB
ADB Pangkas Lagi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi 3,5%

Warga memilah sampah di sebuah lahan kosong di Jakarta, Rabu (22/9/2021). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.

JAKARTA, DDTCNews - Asian Development Bank (ADB) memperkirakan perekonomian Indonesia akan tumbuh 3,5% pada 2021. Angka ini lebih rendah dari proyeksi ADB yang dirilis April lalu yakni 4,5% dan Juli, 4,1%. Sementara untuk kinerja 2022, ADB memprediksi ekonomi RI bisa tumbuh 4,8%.

Merujuk pada Asian Development Outlook 2021 - Update, ekspor dan belanja pemerintah akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini, didukung oleh kebijakan fiskal dan moneter yang akomodatif.

Konsumsi rumah tangga diperkirakan baru akan benar-benar pulih dan tumbuh hingga 5% pada tahun depan. Investasi juga diperkirakan akan membaik pada 2022 seiring dengan normalisasi perekonomian dan perkembangan iklim bisnis.

Baca Juga:
Angka PDB Nominal Dirilis, Ketahuan Tax Ratio RI 2024 Hanya 10,08%!

"Perekonomian Indonesia tidak terkontraksi terlalu dalam pada 2020 berkat kebijakan fiskal pemerintah dan bansos. Pemulihan ekonomi berlanjut pada semester I/2021 berkat berlanjutnya kebijakan tersebut dan kinerja ekspor yang kuat," ujar Direktur ADB untuk Indonesia Jiro Tominaga, Rabu (22/9/2021).

Pada semester I/2021, ADB mencatat perekonomian Indonesia mampu tumbuh hingga 3,1% berkat pelonggaran PPKM dan meningkatnya permintaan.

Sayangnya, konsumsi rumah tangga hanya tumbuh secara terbatas pada semester I/2021 akibat masih tingginya ketidakpastian yang membayangi perekonomian. Laju pemulihan ekonomi Indonesia terpaksa tertahan pada Juli dan Agustus 2021 akibat pemberlakuan PPKM.

Baca Juga:
Mobilitas Penduduk Meningkat, Konsumsi Rumah Tangga 2024 Tumbuh 4,94%

Berkat pemberlakuan PPKM, kasus pandemi Covid-19 berangsur-angsur mengalami penurunan. Hal ini dinilai akan mendukung pemulihan ekonomi pada sisa tahun 2021.

Mengingat iklim perdagangan global masih menghadapi banyak tantangan, pemerintah dianggap perlu meneruskan kebijakan-kebijakan pengendalian pandemi, pemulihan ekonomi, dan melanjutkan reformasi yang selama ini tertunda. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 05 Februari 2025 | 12:07 WIB PERTUMBUHAN EKONOMI 2024

Mobilitas Penduduk Meningkat, Konsumsi Rumah Tangga 2024 Tumbuh 4,94%

Rabu, 05 Februari 2025 | 11:25 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

BPS Umumkan Ekonomi Indonesia 2024 Tumbuh 5,03 Persen

Selasa, 04 Februari 2025 | 10:00 WIB APBN 2025

Prabowo Instruksikan Penghematan, Kemenkeu Siap Efisiensi Anggaran

BERITA PILIHAN
Rabu, 05 Februari 2025 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pengecer Boleh Jualan Lagi, UMKM Dijamin Tetap Dapat Pasokan Elpiji

Rabu, 05 Februari 2025 | 14:11 WIB KONSULTASI CORETAX

Kendala NIK Tidak Valid di Coretax DJP, Bagaimana Cara Mengatasinya?

Rabu, 05 Februari 2025 | 14:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Tunda Bea Masuk 25 Persen untuk Produk Asal Kanada dan Meksiko

Rabu, 05 Februari 2025 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Selain Belanja Online, CN Dipakai untuk Barang Jamaah Haji dan Hadiah

Rabu, 05 Februari 2025 | 12:07 WIB PERTUMBUHAN EKONOMI 2024

Mobilitas Penduduk Meningkat, Konsumsi Rumah Tangga 2024 Tumbuh 4,94%

Rabu, 05 Februari 2025 | 11:25 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

BPS Umumkan Ekonomi Indonesia 2024 Tumbuh 5,03 Persen