Sejumlah pekerja berjalan keluar dari salah satu pabrik di Karawang, Jawa Barat, Senin (23/11/2020). Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia tercatat tumbuh ke level optimis 50,6 pada November 2020, membaik bila dibandingkan dengan posisi PMI Manufaktur bulan sebelumnya yang masih pesimis 47,8. (ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar/foc)
JAKARTA, DDTCNews - Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia tercatat mampu bertumbuh ke level optimis sebesar 50,6 pada November 2020, membaik bila dibandingkan dengan posisi PMI Manufaktur pada bulan sebelumnya yang berada pada level pesimis 47,8.
IHS Markit mencatat terdapat beberapa perbaikan pada sektor manufaktur sepanjang November 2020. Produksi tercatat mencapai level tertinggi diimbangi oleh permintaan baru yang ikut meningkat meski tipis.
"Perpindahan ke PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) transisi memberikan dorongan bagi sektor manufaktur dengan data PMI menunjukkan peningkatan kondisi bisnis selama November," ujar Kepala Ekonom IHS Markit Bernard Aw dalam keterangan resmi, Selasa (1/12/2020).
Akibat permintaan baru yang hanya meningkat tipis, kapasitas operasi tercatat masih surplus. Perusahaan pun tetap berhati-hati dalam meningkatkan investasi untuk peningkatan kapasitas produksi dan inventaris baru.
"Kenaikan yang lemah pada penjualan dan penurunan lebih lanjut pada penumpukan pekerjaan menunjukkan ekspansi output yang kuat berhubungan dengan upaya produsen untuk menyelesaikan pesanan yang ditempatkan sebelumnya," ujar Aw.
Kondisi sektor manufaktur yang belum sepenuhnya membaik juga tercermin dari sisi ketenagakerjaan dan aktivitas pembelian. IHS Markit mencatat jumlah tenaga kerja dan aktivitas pembelian masih mengalami penurunan.
"Pekerjaan berkurang selama 9 bulan berturut-turut hingga November 2020 sebagaimana PHK paksa terus dilaporkan oleh responden," tulis IHS Markit.
Dari sisi harga, IHS Markit mencatat inflasi biaya input mengalami peningkatan pada November. Peningkatan biaya input kali ini merupakan yang paling cepat dalam 3 bulan terakhir. Akibatnya, sebagian perusahaan memilih untuk membebankan biaya input yang tinggi kepada konsumen.
Terlepas dari faktor-faktor tersebut, sentimen bisnis sektor manufaktur masih positif dan perusahaan masih berharap untuk terus meningkatkan produksi pada 2021. Pelaku bisnis berpandangan kondisi pasar akan kembali normal pada 2021. (Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.