PENERIMAAN PAJAK

Industri Manufaktur Tertekan, Setoran Pajaknya Turun 13 Persen

Muhamad Wildan | Rabu, 14 Agustus 2024 | 14:30 WIB
Industri Manufaktur Tertekan, Setoran Pajaknya Turun 13 Persen

Ilustrasi. Sejumlah pekerja menyelesaikan pembuatan pakaian di salah satu pabrik garmen di Banjarnegara, Jawa Tengah, Senin (15/1/2023). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/nz.

JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat setoran pajak dari industri pengolahan atau manufaktur turun sebesar 13,8% dalam tahun berjalan ini.

Hingga Juli 2024, realisasi penerimaan pajak dari sektor manufaktur mencapai Rp252,05 triliun. Sektor manufaktur ini memiliki peran sentral mengingat kontribusinya terhadap penerimaan pajak mencapai 25,3%.

"Secara neto, turun 13,8%. Namun, secara bruto turun 1,7%. Ini berarti restitusi mulai menurun. Namun, kita melihat industri manufaktur juga masih struggle," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dikutip pada Rabu (14/8/2024).

Baca Juga:
Catat! Pengkreditan Pajak Masukan yang Ditagih dengan SKP Tak Berubah

Menurut menteri keuangan, sesungguhnya terdapat beberapa subsektor manufaktur yang berkinerja baik dalam tahun berjalan ini antara lain seperti industri kimia dan farmasi, makanan dan minuman, serta logam dasar.

Namun demikian, kinerja positif dari ketiga sektor tersebut tak mampu mengompensasi penurunan kinerja pada industri kelapa sawit, tekstil, alas kaki, dan karet.

"Beberapa industri seperti kimia dan farmasi tadi cukup baik tapi belum bisa meng-offset yang buruk tadi," ujar Sri Mulyani.

Baca Juga:
Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Sebagai informasi, PDB sektor manufaktur hanya tumbuh 3,95% pada kuartal II/2024. Sementara itu, kinerja purchasing managers' index (PMI) manufaktur Indonesia per Juli 2024 menyentuh zona kontraksi, yakni pada level 49,3.

PMI manufaktur Indonesia menyentuh zona kontraksi untuk pertama kalinya setelah mencatatkan ekspansi selama 34 bulan berturut-turut.

Meski demikian, penurunan PMI manufaktur tidak hanya dialami oleh Indonesia sendiri. Jepang misalnya mencatatkan PMI manufaktur sebesar 49,2. Adapun PMI manufaktur China dan Malaysia masing-masing turun menjadi 49,8 dan 49,7.

"Ini agar dilihat betul, diwaspadai betul, secara hati-hati karena beberapa negara di Asia PMI-nya juga berada di angka di bawah 50," imbau Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada jajarannya. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:30 WIB THAILAND

Negara Tetangga Ini Bakal Bebaskan Hutan Mangrove dari Pajak