JERMAN

Ada Pajak Karbon, Tagihan Listrik Bakal Naik 7% Tahun Depan

Redaksi DDTCNews | Kamis, 19 November 2020 | 18:30 WIB
Ada Pajak Karbon, Tagihan Listrik Bakal Naik 7% Tahun Depan

Ilustrasi. (DDTCNews)

BERLIN, DDTCNews – Implementasi pungutan pajak karbon mulai tahun depan diperkirakan akan mengerek harga jual gas ritel sehingga meningkatkan pengeluaran gas untuk sebagian besar rumah tangga di Jerman hingga 7,1%.

Pakar energi dari Verivox, Thorsten Storck mengatakan harga gas ritel Jerman akan bergerak naik pada 2021. Menurutnya, rumah tangga yang menggunakan gas sebagai sumber energi akan mendapati kenaikan biaya sebesar 7,1%.

"Kita berada di awal gelombang kenaikan harga gas," katanya dikutip Kamis (19/11/2020).

Baca Juga:
Pencantuman NITKU Bakal Bersifat Mandatory saat Pembuatan Bukti Potong

Storck menyatakan kebijakan pajak karbon memupuskan harapan 104 distributor gas ritel untuk mendapatkan harga jual gas yang lebih murah. Pasalnya, pada tahun ini permintaan gas berkurang dan diikuti dengan berkurangnya pasokan gas global.

Dia menyebutkan penerapan pajak karbon atas komoditas gas memberikan tambahan biaya bagi perusahaan yang melakukan pengolahan gas alam. Alhasil, biaya tambahan itu akan ditransmisikan kepada kenaikan harga jual pada tingkat konsumen ritel.

Untuk satu rumah tangga dengan konsumsi energi 20.000 kilowatt per jam, Storck menghitung setiap rumah tangga setidaknya akan membayar €100 lebih banyak dengan adanya rezim pajak karbon baru tersebut.

Baca Juga:
Rezim Baru, WP Perlu Memitigasi Efek Politik terhadap Kebijakan Pajak

Saat ini, rata-rata konsumsi energi setiap rumah tangga berkisar €1.464 per tahun. Kebijakan pajak karbon ini akan memengaruhi sekitar 20 juta rumah tangga yang masih menggantungkan kebutuhan energi rumah seperti pemanas ruangan dan penerangan dari gas.

"Dengan kebijakan ini, artinya tidak ada lagi bantuan bagi rumah tangga di masa mendatang. Saat ini ada 40 juta rumah tangga di Jerman dan setengahnya menggunakan gas sebagai sumber energi," sebut Storck.

Seperti dilansir gasprocessingnews.com, pajak karbon diteken parlemen pada Oktober 2020 dengan skema pungutan sebesar €25 untuk setiap ton emisi CO2 yang dihasilkan. Beban tarif nantinya akan terus dinaikkan secara bertahap oleh pemerintah. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Minggu, 20 Oktober 2024 | 14:00 WIB HONG KONG

Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN