PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL

World Bank Pangkas Proyeksi Ekonomi Indonesia, Begini Respons BKF

Muhamad Wildan | Selasa, 29 September 2020 | 15:23 WIB
World Bank Pangkas Proyeksi Ekonomi Indonesia, Begini Respons BKF

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu. (foto: tangkapan layar dari medsos)

JAKARTA, DDTCNews – Badan Kebijakan Fiskal (BKF) menilai proyeksi World Bank mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional dari pemerintah.

World Bank memproyeksikan ekonomi Indonesia akan terkontraksi -2% hingga -1,6% pada 2020, merevisi proyeksi World Bank sebelumnya memperkirakan ekonomi Indonesia pada 2020 akan stagnan di level 0%.

"Secara umum outlook World Bank sejalan dengan asesmen pemerintah yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada dalam rentang -1,7% dan -0,6%," ujar Kepala BKF Febrio Kacaribu dalam keterangan resmi, Selasa (29/9/2020).

Baca Juga:
Januari 2024: Ketentuan Tarif Efektif PPh Pasal 21 Mulai Berlaku

Untuk diketahui, proyeksi World Bank diambil dengan mempertimbangkan sejumlah faktor antara lain seperti pembatasan sosial, risiko kesehatan, dan perlemahan ekonomi global yang memberikan tekanan terhadap aktivitas konsumsi dan investasi.

Kondisi Indonesia yang kurang mendukung juga menyebabkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan dari World Bank cenderung rendah, yaitu hanya sebesar 3% sampai dengan 4,4%.

BKF menilai angka perkiraan tersebut mempertimbangkan dampak baseline yang rendah serta turunnya potensi pertumbuhan sebesar -0,6 poin (%). Penurunan ini lagi-lagi disebabkan oleh turunnya investasi dan produktivitas.

Baca Juga:
Kredit Investasi Padat Karya Diluncurkan, Plafonnya Capai Rp10 Miliar

Berdasarkan laporan World Bank, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 yang rendah disebabkan laju penularan Covid-19 yang tidak kunjung turun sehingga menekan prospek pemulihan ekonomi Indonesia.

Menurut Febrio, laporan World Bank terkait dengan prospek ekonomi Indonesia pada masa pandemi dan masa yang akan datang menjadi masukan yang penting agar program pemulihan ekonomi nasional (PEN) dan penanganan Covid-19 bisa berjalan efektif. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 26 Desember 2024 | 10:30 WIB KILAS BALIK 2024

Januari 2024: Ketentuan Tarif Efektif PPh Pasal 21 Mulai Berlaku

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kredit Investasi Padat Karya Diluncurkan, Plafonnya Capai Rp10 Miliar

BERITA PILIHAN
Kamis, 26 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK DAERAH

9 Jenis Pajak Daerah Terbaru yang Ditetapkan Pemkot Sibolga

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:30 WIB KILAS BALIK 2024

Januari 2024: Ketentuan Tarif Efektif PPh Pasal 21 Mulai Berlaku

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kredit Investasi Padat Karya Diluncurkan, Plafonnya Capai Rp10 Miliar

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:30 WIB PENGAWASAN BEA CUKAI

Libur Natal dan Tahun Baru, Bea Cukai Perketat Pengawasan di Perairan

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:00 WIB CORETAX SYSTEM

Fitur Coretax yang Tersedia selama Praimplementasi Terbatas, Apa Saja?

Kamis, 26 Desember 2024 | 08:45 WIB BERITA PAJAK HARI INI

PPN 12 Persen, Pemerintah Ingin Rakyat Lebih Luas Ikut Bayar Pajak

Kamis, 26 Desember 2024 | 08:30 WIB KOTA BATAM

Ada Pemutihan, Pemkot Berhasil Cairkan Piutang Pajak Rp30 Miliar

Kamis, 26 Desember 2024 | 08:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Bagaimana Cara Peroleh Diskon 50 Persen Listrik Januari-Februari 2025?

Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan