KEBIJAKAN CUKAI

WHO: Konsumsi Rokok Elektrik Perlu Dikendalikan, Bisa Lewat Cukai

Dian Kurniati | Sabtu, 23 Desember 2023 | 11:30 WIB
WHO: Konsumsi Rokok Elektrik Perlu Dikendalikan, Bisa Lewat Cukai

Ilustrasi. Pedagang menunjukkan rokok yang dijualnya di Rangkasbitung, Lebak, Banten, Senin (7/11/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/wsj.

JAKARTA, DDTCNews - World Health Organization (WHO) mendesak negara-negara di dunia lebih serius mengendalikan konsumsi rokok elektrik.

Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan rokok elektrik memiliki kandungan nikotin berbahaya untuk tubuh, terutama anak-anak. Menurutnya, berbagai langkah dapat ditempuh untuk menekan konsumsi rokok elektrik termasuk melalui instrumen cukai.

"Saya mendesak negara-negara menerapkan langkah-langkah ketat untuk mencegah penggunaan nikotin demi melindungi masyarakat, terutama anak-anak dan remaja," katanya, dikutip pada Sabtu (23/12/2023).

Baca Juga:
Ada Fasilitas KITE, Menko Airlangga Ingin Daya Saing UMKM Meningkat

Ghebreyesus mengatakan negara perlu melakukan langkah yang mendesak untuk mencegah penggunaan rokok elektrik dan melawan kecanduan nikotin. Menurutnya, negara dapat melarang penjualan rokok elektrik yang diikuti dengan upaya pengawasan dan penguatan penegakan hukum.

Sementara apabila suatu negara mengizinkan komersialisasi melalui produksi, impor, dan distribusi rokok elektrik, harus diatur agar produk tersebut tidak menarik dan tidak terjangkau bagi anak-anak. Salah satu caranya, dengan mengenakan cukai.

Dia menjelaskan rokok elektrik bukan solusi mengurangi rokok konvensional. Alasannya, rokok elektrik juga mengandung nikotin sehingga sama-sama berbahaya.

Baca Juga:
Apa Itu Auditee dalam Audit Kepabeanan dan Cukai?

WHO mencatat 34 negara telah melarang penjualan rokok elektrik, sedangkan 88 negara tidak memiliki ketentuan usia minimum untuk membeli rokok elektrik dan 74 negara tidak memiliki peraturan untuk produk tersebut.

Sementara itu, Direktur Promosi Kesehatan WHO Ruediger Krech menyebut kandungan nikotin pada rokok elektrik dapat menyebabkan adiksi dan berbahaya bagi kesehatan. Meskipun dampak kesehatan jangka panjang belum diketahui, zat nikotin disebut dapat menyebabkan kanker serta meningkatkan risiko gangguan jantung dan paru-paru.

Konsumsi rokok elektrik juga dapat mempengaruhi perkembangan otak dan menyebabkan gangguan belajar pada remaja.

Baca Juga:
Apa Itu Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai?

"Terdapat peningkatan penggunaan rokok elektrik di kalangan anak-anak dan remaja yang mengkhawatirkan, dengan tingkat penggunaan yang melebihi orang dewasa di banyak negara," ujarnya.

Di Indonesia, rokok elektrik mulai dikenakan cukai pada 1 Juli 2018. Melalui PMK 193/2021, pemerintah secara khusus mengatur skema tarif cukai hasil tembakau berupa rokok elektrik dan hasil pengolahan tembakau lainnya (HPTL), dari yang semula menjadi bagian dari peraturan tentang tarif cukai hasil tembakau. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 30 Januari 2025 | 15:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Ada Fasilitas KITE, Menko Airlangga Ingin Daya Saing UMKM Meningkat

Rabu, 29 Januari 2025 | 12:30 WIB KAMUS BEA CUKAI

Apa Itu Auditee dalam Audit Kepabeanan dan Cukai?

Selasa, 28 Januari 2025 | 13:30 WIB KAMUS BEA CUKAI

Apa Itu Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai?

BERITA PILIHAN
Jumat, 31 Januari 2025 | 19:30 WIB KONSULTASI PAJAK    

DJP Bisa Tentukan Nilai Harta Berwujud, Ini yang Perlu Diperhatikan

Jumat, 31 Januari 2025 | 19:00 WIB PMK 136/2024

Pajak Minimum Global Bagi WP CbCR Bisa Dinolkan, Begini Kriterianya

Jumat, 31 Januari 2025 | 17:15 WIB DDTC ACADEMY - INTENSIVE COURSE

Wah, Transaksi Intragrup Naik! Perlu Paham Transfer Pricing

Jumat, 31 Januari 2025 | 16:11 WIB CORETAX SYSTEM

Bermunculan Surat Teguran yang Tak Sesuai di Coretax? Jangan Khawatir!

Jumat, 31 Januari 2025 | 15:47 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Banyak Tantangan, Insentif Fiskal Jadi Andalan untuk Jaga Pertumbuhan

Jumat, 31 Januari 2025 | 15:31 WIB KEBIJAKAN PAJAK

WP Tax Holiday Terdampak Pajak Minimum Global, PPh Badan Turun Lagi?

Jumat, 31 Januari 2025 | 15:11 WIB KEBIJAKAN INVESTASI

Supertax Deduction Kurang Laku, Ternyata Banyak Investor Tak Tahu

Jumat, 31 Januari 2025 | 14:30 WIB PROVINSI JAWA BARAT

Demi Kejar Pajak, Dinas ESDM Petakan Ulang Sumur Air Tanah di Daerah

Jumat, 31 Januari 2025 | 13:45 WIB PAJAK MINIMUM GLOBAL

Ada Pajak Minimum Global, RI Cari Cara Biar Insentif KEK Tetap Menarik

Jumat, 31 Januari 2025 | 13:25 WIB TAX CENTER UNIVERSITAS ADVENT SURYA NUSANTARA

Gratis untuk Umum! Sosialisasi Soal Coretax, PPN 12%, dan SAK EMKM-EP